Baubau (ANTARA) - Kelompok pelajar di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menemukan manfaat daun kelor sebagai obat untuk menurunkan penyakit diabetes melitus pada konsentrasi glukosa dalam darah, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Baubau, Amrin Taone, Jumat.
Ia mengatakan, kreasi karya cipta akan manfaat daun kelor tersebut disampaikan peserta dalam hasil telaah siswa pada lomba pengembangan kapasitas kreator, inovator dan pemangku kepentingan cipta lainnya yang digelar selama empat hari (28-31/10) di Baubau.
"Kemudian ada juga yang melihat dari ketidak bermanfaatan kelor itu tatkala dicampur dengan berbagai macam produk mie. Sehingga disitu mereka melihat, dari segi kandungan nutrisi daun kelor itu cukup kompleks dengan mengandung energi sebagai sayur," katanya.
Selain itu, kata Amrin, peserta lomba juga ada yang memanfaatkan daun kelor sebagai bahan untuk pembuatan berbagai macam jenis kue seperti kue gulung hingga membuat teh dengan cara dikeringkan.
"Jadi setelah mereka memaparkan kandungan nutrisinya, yang menjadi perhatian kami ternyata adik-adik ini punya kreativitas yang cukup tinggi sampai menggali pada kandungan nutrisinya. Padahal kalau dilihat ilmu studinya mereka bukan jurusan kimia, bukan jurusan biologi, bahkan ada anak SMA," katanya.
Hanya saja, kata dia, rekan-rekan dewan juri menganggap kreativitas mereka kelihatan pada saat lomba digelar.
Baca juga: Pakar: Akar Bajakah si pelawan sel kanker baru tahap awal
"Makanya ini akan menjadi perhatian serius kita dengan kedepannya mencoba memfasilitasi untuk menguruskan hak intelektualnya supaya hasil karya mereka tidak diambil oleh orang lain," ujarnya.
Ia juga mengatakan, tujuan kegiatan lomba itu sebagai upaya pihaknya dalam mendorong dan mendesiminasikan terutama kalangan remaja siswa dan mahasiswa bahwa melakukan kreasi-kreasi yang sangat bernilai ekonomi ruangnya sangat terbuka.
Dikatakannya pula, dalam enam kategori lomba yang dibuka itu antusias peserta sangat tinggi mulai tingkat pelajar SMA sederajat, mahasiswa, umum dan organisasi perangkat daerah (OPD).
"Jadi enam kategori lomba itu yakni, kategori riset daerah yang diikuti pelajar SMA/SMK dan sederajat sebanyak 15 kelompok. Kedua, riset daerah kategori umum dan mahasiswa kelompok-kelompok kajian pesertanya sebanyak 8 kelompok. Dan kategori lomba program inovasi OPD diikuti oleh 5 OPD," ujarnya.
Kemudian, lanjut dia, pada kategori produk inovasi daerah dalam bentuk kerajinan pesertanya diikuti 7 kelompok. Dan kategori produk inovasi daerah yang orientasinya pada teknologi tepat guna diikuti 7 kelompok. Sedangkan kategori keenam yakni produk inovasi daerah kuliner diikuti 8 kelompok.
"Jadi kegiatan itu merupakan agenda tahunan, hanya yang kemarin-kemarin tidak terekspose. Hari ini kita buka selebar-lebarnya, bahkan kedepan kategorinya kita akan buka pengembangan teknologi seperti pembuatan robot," katanya Amrin yang juga pernah menjabat Sekretaris Bappeda Baubau ini.
Baca juga: Pengajuan sertifikasi akar bajakah meningkat