Bandarlampung (ANTARA) - Mahasiswa Program Studi Farmasi Institut Teknologi Sumatera (Itera) menjalankan kuliah pelayanan kefarmasian dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi penyakit hipertensi dan penyuluhan pemanfaatan tanaman herbal daun salam dan daun kemangi sebagai teh pengontrol tekanan darah.
Kegiatan tersebut diadakan di Posyandu Lansia Desa Jatimulyo, Jati Agung, Lampung Selatan,beberapa waktu yang lalu.
Pengabdian masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan terkait penyakit hipertensi dan tanaman herbal yang dapat digunakan untuk mengontrol tekanan darah oleh para lansia di desa Jatimulyo.
Kegiatan PKM ini, dilaksanakan oleh Tim Pelayanan kefarmasian dari Prodi Farmasi Itera kelompok 4A yang diketuai oleh Elvira Aviana Sari Dewi dan beranggotakan Dewi Suci S. Riadi, Nadila Pangestika Utami, Febrina Bella Nurjanah, Pipin Agustin, Rachel Ferlina, Diva Rosma Pertiwi, Rifa Naufa Hasnah, Hana Chika Anastasya, M. Iqbal Farqi, Vakha Faizatun Nazhifah, Afiya Najla Reiqa, Carolina Trima Rizki, dan Inchira Adela Miranda.
Para mahasiswa dibimbing oleh dosen Prodi Farmasi Itera, apt. Novrillia Atika Nabila, S.Farm., M.Clin.Pharm.
Penyuluhan tersebut bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengontrol tekanan darah tinggi khususnya pada lansia.
Pemilihan daun salam dan daun kemangi ini didasarkan pada penelitian yang telah ada sebelumnya bahwa kandungan yang ada pada daun salam dan daun kemangi memiliki manfaat dalam membantu menurunkan tekanan darah.
Daun kemangi dan daun salam yang telah dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari dihaluskan menggunakan blender, hingga didapatkan serbuk halus. Serbuk halus daun kemangi dan daun salam yang telah didapatkan dicampurkan sesuai dengan dosis yang sudah ditetapkan dan dimasukkan ke dalam kantung teh. Kantung teh yang telah jadi diseduh dengan menggunakan air panas selama kurang lebih toga menit.
Penambahan gula dapat disesuaikan konsumen. Teh herbal tersebut dapat diminum 1x sehari pada pagi hari setelah makan. Konsumsi teh daun salam dan kemangi, tidak boleh dibarengi dengan obat dari dokter. Kegiatan perencanaan pembuatan sediaan teh herbal ini juga dibantu oleh Riri Fauziyya, S.Farm., M.Farm.
Sementara Novrillia Atika Nabila, menjelaskan, kegiatan PKM tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan sosial yang baik antara pihak perguruan tinggi dan masyarakat sekitar. Setelah dilakukannya survei di Posyandu Lansia desa Jatimulyo diketahui bahwa terdapat banyak lansia degan hipertensi, Oleh karena itu, perlu dilakukannya edukasi mengenai penyakit hipertensi dan juga tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai pengontrol tekanan darah.
“Melalui PKM ini, selain memberikan pengetahuan kepada para peserta, juga memberikan pengalaman kepada mahasiswa, serta dapat menjadi salah satu kegiatan sosial yang positif terhadap masyarakat,” ujar apt. Novrillia.
Sementara, dosen Farmasi Itera lainnya, apt. Nurul Irna Windari, menyebut kegiatan PKM tersebut cukup menarik, karena di Posyandu Lansia desa Jatimulyo juga banyak yang terkena hipertensi sehingga dapat menambah pengetahuan terkait pengontrol tekanan darah.
Dalam kegiatan tersebut, Bidan Desa Jatimulyo yaitu Euis Komala Sari, turut menyampaikan sambutannya sebagai pembukaan pelaksanaan PKM.
Kegiatan dilanjutkan dengan tes awal untuk mengetahui pengetahuan peserta mengenai penyakit hipertensi, tanda gejala hipertensi, dan tanaman herbal yang dapat digunakan untuk mengontrol tekanan darah. Kemudian dilakukan pemaparan materi mengenai penyakit hipertensi serta pemanfaatan tanaman herbal daun salam dan daun kemangi sebagai teh pengontrol tekanan darah.
Kegiatan ini dihadiri oleh 23 Lansia yang berasal dari desa Jatimulyo. Jamilah salah satu peserta menilai penyuluhan tersebut sangat bermanfaat bagi para lansia di Posyandu Lansia Jatimuyo. Sebelumnya para Lansia banyak yang kurang memahami penyakit hipertensi dan cara pemanfaatan tanaman herbal sebagai pengontrol tekanan darah.