Pringsewu (ANTARA) - Pemerintah kabupaten Pringsewu menggunakan cara unik untuk mengubah perilaku BABS (buang air besar sembarangan) masyarakat dan mengatasi permasalahan sanitasi salah satunya melalui pendekatan keagamaan.
"Kami menggunakan pendekatan keagamaan dalam mengatasi permasalahan sanitasi, yang disebut sebagai jihad sanitasi. Alasan menggunakan pendekatan keagamaan karena urusan kebersihan adalah urusan sepanjang masa atau bagian hidup sehingga kita harus bersungguh-sungguh menuntaskan permasalahan ini di setiap lapisan masyarakat," ujar Sujadi Bupati Pringsewu, di Rejosari Pringsewu, Sabtu.
Menurutnya, kabupaten Pringsewu memiliki komitmen untuk mengubah prilaku sanitasi masyarakat yang tidak sehat, sehingga melaksanakan pendekatan keagamaan untuk memicu kesadaran masyarakat akan kesehatan sanitasi karena lebih dekat dengan mereka.
Baca juga: Sinergi kunci gerakan sanitasi berbasis masyarakat di Pringsewu
"Selain ada jihad sanitasi kita juga ada grup paduan suara Sholawat STBM yang berfungsi sebagai sarana pengingat bagi masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui perilaku sanitasi yang baik dan benar, " ujarnya.
Pendekatan keagamaan yang digunakan oleh pemerintah kabupaten Pringsewu, kini mampu membawa masyarakat untuk sadar akan pentingnya sanitasi sehat.
"Kita diajarkan kalau buang air besar sembarangan dosa karena akan merugikan orang banyak, membuat orang lain sakit, lalu kita juga tidak sopan kalau buang air sembarangan karena membuka aurat di depan umum, " ujar Pariem salah seorang warga.
Menurutnya, dahulu dirinya setiap hari buang air di sungai dekat rumah atau di kolam ikan akan tetapi setelah adanya sosialisasi dari sanitarian puskesmas dan adanya pendekatan keagamaan makan dirinya kini memilih untuk hidup sehat dengan tidak buang air sembarangan.
"Malu sekarang kalau buang air di sungai atau di kolam, karena dilihat orang lalu kita sebagai orang beriman harus menjaga kebersihan karena kebersihan bagian dari iman, " kata Pariem.
Tidak hanya melalui pendekatan keagamaan sosialisasi sanitasi juga dilakukan dengan pendekatan budaya melalui pertunjukan wayang, dan juga tindakan secara langsung dengan melaksanakan sweping bersepeda setiap hari Jumat.