Produksi teri asin di Pulau Pasaran mulai banyak

id teri asin, Pulau Pasaran, ekpor ikan Lampung

Produksi teri asin di Pulau Pasaran mulai banyak

Penjemuran ikan asin di Pulau Pasaran, Kota Bandarlampung (Dian Hadiatna/Antaranews Lampung)

Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Sejumlah perajin ikan asin di Pulau Pasaran, Kota Bandarlampung, Senin, menyebutkan produksi teri asin di pulau kecil itu mulai pulih sejak pekan lalu, sehubungan hasil tangkapan nelayan setempat mulai banyak.
   
"Sejak pekan lalu baru agak banyak hasil tangkapan nelayan bagan dan nelayan payang, namun belum pulih total seperti semula. Sekarang mulai banyak hasil tangkapan dan diperkirakan volumenya meningkat di bulan ini," kata Sarnoto, salah satu perajin ikan asin di Pulau Pasaran.
   
Ia menyebutkan harga teri asin sekarang masih tinggi, namun bisa turun jika produksi teri asin mulai banyak.
   
Menurut dia, harga teri nasi berkisar Rp100.000- Rp110.000/kg, teri buntio Rp75.000/kg, teri jengki Rp40.000/kg, cumi kering Rp70.000/kg dan ikan asin biasa Rp25.000/kg.
   
Dia menyebutkan harga teri asin itu naik sekitar 10-20 persen dari harga normalnya, karena stok ikan belum banyak.
   
Para perajin biasanya mendapatkan teri segar dari nelayan payang, sedang teri buntio dan jengki didapatkan dari nelayan bagan yang melaut hingga perairan Legundi dan Gunung Anak Krakatau.
   
Para perajin juga menyebutkan bahwa mereka sebenarnya juga memproduksi teri asin untuk pasar ekspor, namun permintaan itu tak bisa dipenuhi karena terbatasnya pasokan teri segar.
   
"Ikan teri buntio tidak diekspor karena ukurannya besar. Pasar luar maunya ikan teri halus seperti teri nasi, dan rasanya tidak terlalu asin," katanya.
   
"Untuk ikan teri tujuan ekspor, ikan yang direbus dalam 100 liter air maka garamnya 16 kg. Maksudnya supaya tak asin. Sedang teri untuk pasar lokal, setiap rebusan 100 liter air maka butuh 50 kg garam," katanya.
   
Meski demikian, ikan tujuan ekspor harus dijemur sampai kering, dan waktu penjemuran menggunakan jaring bisa mencapai 5 jam. Ikan teri untuk pasar lokal hanya butuh 3 jam dijemur di terik matahari.
   
"Ikan tujuan ekspor harus berwarna bening, dan harus diolah lebih khusus. Harganya lebih mahal daripada harga ikan tujuan pasar lokal," katanya.
   
Pulau Pasaran merupakan sentra produksi ikan teri utama di kota Bandarlampung. Dalam sehari dalam kondisi normal, bisa diproduksi sedikitnya 20-30 ton ikan teri berkualitas bagus. Selain untuk memenuhi kebutuhkan ikan di pasar lokal, ikan teri dari Pulau Pasaran juga dikirimkan ke pasar luar negeri.
     

Pulau Pasaran merupkan pulau di pesisir Bandarlampung, dan kini bisa dijangkau menggunakan jembatan sepanjang 500 meter yang dibangun pemerintah. Pulau itu hanya bisa dijangkau dari kawasan Telukbetung menggunakan motor; berjalan kaki sekitar 2 km, atau menggunakan perahu. 
Para pekerja menyortir ikan asin di Pulau Pasaran, Kota Bandarlampung (Dian Hadiatna/Antaranews Lampung)