Lion jadikan Silangit jadi penampung turis Asia Selatan

id Bandara Silangit, Lion Air, Jokowi ke Silangit

Lion jadikan Silangit jadi penampung turis Asia Selatan

Dokumentasi Presiden Jokowi dan rombongan disambut dengan prosesi pemberian Ulos saat tiba di Bandara Silangit, Sumut (1/3/16)(Setpres/Ari Setiawan)

Jakarta (Antaranews Lampung) - Lion Air Group akan menjadikan bandara Silangit, Sumatera Utara hub penerbangan, terutama untuk menampung para pelancong dari Asia Selatan.


"Kita mau bangun Silangit sebagai hub dalam waktu dekat," kata Pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana usai penandatanganan kontrak pembelian 50 unit Boeing 737 Max 10 di Jakarta, Selasa.


Rusdi mengatakan pihaknya sudah mempelajari bahwa potensi pasar Asia Selatan sangat besar, karena itu perlu dibuat hub yang bisa menghubungkan kota-kota terdekat, yaitu Singapura, Kuala Lumpur, Penang, Bangkok dan Bali.


"India, Pakistan, Bangladesh, Srilanka itu banyak ke ASEAN, nanti kita hubungkan ke Singapura, Kuala Lumpur, Penang, dan Bali," katanya.


Menurut dia, apabila hanya mengharapkan hanya dari satu titik ke titik lainnya, perkembangannya sangat lah lambat, karena wisatawan cenderung tidak ingin hanya ke satu tempat, tetapi ke sejumlah destinasi.


"Kita jangan mengaharapkan pasar lokal saja, dan jangan 'point to point' akan sangat lama karena orang enggak mau jauh-jauh terbang lima jam cuma mau lihat Danau Toba," katanya.


Dipilihnya Silangit, menurut Rusdi karena dari segi jarak dan rute yang berada di satu jalur, berbeda dengan Padang atau pun Batam.


Dengan menjadikan Silangit hub, dia yakin potensi ekonomi lainnya akan terbangun, seperti perhotelan, restoran, oleh-oleh dan sebagainya.


Saat ini, lanjut dia, Indonesia secara bilateral memiliki 28 slot penerbangan ke India dalam sehari begitupun India ke Indonesia, namun belum dimanfaatkan oleh maskapai India ke Indonesia.


"Kita lagi minta untuk nambah lagi ke mereka karena bukan hanya dari segi turis, tapi juga dari ekspor Indonesia ke India selalu meningkat," katanya.

Saat ini, lanjut dia, Indonesia secara bilateral memiliki 28 slot penerbangan ke India dalam sehari begitupun India ke Indonesia, namun belum dimanfaatkan oleh maskapai India ke Indonesia.


"Kita lagi minta untuk nambah lagi ke mereka karena bukan hanya dari segi turis, tapi juga dari ekspor Indonesia ke India selalu meningkat," katanya.


Dia menambahkan Malindo Air memiliki 11 frekuensi penerbangan dalam sehari ke India dengan keterisian 80 persen.


"Saya yakin saat ini penuh, kalau ditunda lagi nanti bakal jelek dan harus ditutup," katanya.


Namun, saat ini infrastruktur Bandara Silangit belum memadai untuk dijadikan hub, karena itu butuh dukungan dari pemerintah.


"Saya sudah bertemu dengan Menko Maritim, saya rasa pemerintah fokus sekali dengan Silangit," katanya.

Penerbangan Lion Air (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)