Pringsewu, Lampung (ANTARA LAMPUNG) - Teater Lotus Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Kabupaten Pringsewu Provinsi, Lampung, siap mementaskan lakon tentang nasib guru, "Tak Ada Bintang di Dadanya" karya sastrawan Yogyakarta Hamdy Salad.
Pimpinan produksi pementasan itu, Amanda Pertiwi, didampingi sekretaris produksi Cherlly Anggraeni di Pringsewu, Jumat (22/11), mengatakan tujuan pementasan lakon bertema nasib guru itu adalah untuk menumbuhkembangkan kreativitas berkesenian secara umum terhadap kaum muda dan masyarakat sekolah, bahkan kampus dalam pencarian nilai-nilai yang sesuai dengan pola laku hidup bermasyarakat.
Pementasan tersebut juga untuk mencari nilai-nilai estetika dalam peran serta kelompok teater di setiap langkah menuju tatanan kehidupan teater yang baik serta memberikan hiburan yang bersifat apresiatif terhadap masyarakat.
"Tak Ada Bintang di Dadanya", ujarnya, disutradarai oleh Vela Hidayah dan akan dipentaskan di aula SMP Negeri 1 Gadingrejo Pringsewu, Selasa, 3 Desember 2013, pukul 14.00 WIB.
"Guru bukan jenderal, bukan juga pahlawan perang, jadi tak perlu ada bintang. Menjadi guru itu ibadah, mencari ilmu juga ibadah, dan dan ibadah itu tidak memerlukan bintang, tidak perlu lencana dan simbol-simbol lainnya," ujar Amanda ketika menyampaikan sepenggal sinopsis karya yang akan dipentaskan itu.
Vela mengatakan bahwa lakon tersebut menceritakan kehidupan Hasan, seorang guru agama di satu SMA yang hidup sangat sederhana.
Pada suatu malam, ketika Hasan sedang mengoreksi hasil tugas-tugas yang diberikan kepada siswanya, ia tertidur di kursi kerjanya dan selanjtunya bermimpi ada tiga siswanya yang sudah lulus menjadi berandalan ingin membunuhnya dengan alasan khotbah-khotbahnya dahulu di sekolah menjadikan hidup mereka saat ini sengsara.
"Pagi harinya, beberapa murid yang ia temui dalam mimpi datang ke rumahnya. Hasan semakin takut karena sepertinya mimpi itu akan menjadi kenyataan," katanya.
Namun, tanpa disangka, ternyata beberapa murid tersebut mengunjungi rumah Hasan untuk memberi ucapan selamat ulang tahun dan memberinya kado berupa lukisan dirinya lengkap dengan seragam guru disertai dengan lima bintang di dadanya.
"Pak Hasan sangat terkesan dengan lukisan tersebut, tetapi beliau meminta salah satu muridnya itu untuk melepas bintang tersebut dari dadanya karena guru tak memerlukan simbolis semacam itu," katanya.
Asisten sutradara pementasan itu, Nuraini Soleha, mengatakan kegiatan teater mahasiswa suatu proses perjalanan dalam pencarian nilai-nilai kesenian yang baru dan pembelajaran mahasiswa dalam pengembangan bahasa serta sastra, khususnya seni drama atau teater.
Teater Lotus Putih pada awalnya terbentuk dari perkumpulan mahasiswa Jurusan Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu pada 2013.
"Pementasan tersebut diharapkan mampu membangkitkan kembali gairah berteater di Lampung terutama di kalangan mahasiswa, lebih spesifik lagi di Kabupaten Pringsewu agar mendorong generasi muda, pegiat teater kita lebih produktif dan kreatif dalam menyikapi dan menata masa depan di bidang kesenian yang lebih baik dan dapat menjadi kebanggaan," katanya.
Aktor yang akan terlibat dalam pementasan itu, adalah Haykal M. Nur, Ade Ariyanti, Wahid Fauzi Nur, Syahrul Munir, Agus Waluyo, Aris Setia Budi, Ratnasari, Resti Cahyani.
Mereka yang terlibat dalam koor, adalah Anna Fitriani, Nuraini S., Veriasih Cahyani R., Cherlly Anggraeni, Surminah, Rani Fair Play K., Novitasari, Imas Sulistina, Eka Yunianingsih, Bayu Putriyana, Desi Komala Sari, Riki Setiawan, dan Eko Saputro.
Penata panggung ditangani oleh Imas Sulistina dan Eka Yunianingsih, penata cahaya Agus Waluyo, penata musik Wahid Fauzi Nur, kostum dan rias Anggi May Lestari dan Anna Fitriani, serta properti Rani Fair Play Kinensi dan Bayu putriana.
Bendahara produksi Estetika Arum Mawarni menyatakan bahwa anggaran untuk pertunjukan tersebut sekitar Rp14 juta.
"Penyelenggara kegiatan bekerja sama dengan guru bahasa Indonesia dan seni budaya SMA untuk dapat menghadirkan siswa masing-masing SMA di sekitar Kabupaten Pringsewu sebagai apresiator pementasan tersebut," ujar Estetika.
