BI ajak pemangku kepentingan untuk majukan sektor pariwisata Lampung

id bi lampung, bank indonesia, pariwisata lampung, ekonomi lampung

BI ajak pemangku kepentingan untuk majukan sektor pariwisata Lampung

Ilustrasi - Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan pada kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Lampung Triwulan I 2024 di Bandarlampung, Kamis. (ANTARA/HO)

Di tengah berbagai tantangan iklim dan ketidakpastian global yang tinggi, pengembangan sektor pariwisata akan memperkuat kinerja perekonomian domestik
Bandarlampung (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung mengajak seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk memajukan tingkatkan kinerja sektor pariwisata guna pertumbuhan ekonomi Lampung yang lebih kuat dan berkelanjutan.

"Di tengah berbagai tantangan iklim dan ketidakpastian global yang tinggi, pengembangan sektor pariwisata akan memperkuat kinerja perekonomian domestik sebagai pilar ketahanan ekonomi Lampung," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan pada kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Lampung Triwulan I 2024 di Bandarlampung, Kamis.

Menurutnya, kondisi El-Nino pada 2023 sangat mempengaruhi perekonomian Lampung yang didominasi sektor pertanian, sehingga memantik semangat untuk terus melakukan transformasi ekonomi.

Ia turut memastikan, pada forum strategis yang mempertemukan seluruh pemangku kepentingan tersebut, akan meninjau strategi-strategi untuk mengoptimalkan sektor pariwisata sebagai sumber pertumbuhan baru.

Pemerintah Provinsi Lampung, lanjutnya, turut berkomitmen memperkuat nilai tambah perekonomian dari atraksi pariwisata Lampung yang beragam.

Sekda Provinsi Lampung, Fahrizal Darminto, mengatakan pengelolaan sektor pariwisata yang baik juga mendukung kemandirian fiskal untuk pembangunan daerah.

“Lampung memiliki berbagai wisata bahari, olahraga air, dan konservasi flora dan fauna yang indah, sekarang kita perlu dorong jumlah kunjungan wisatawan, length of stay, dan ekspor jasa," katanya.

Ia menyebutkan, berdasarkan data Kemendagri dan Kemenkeu, hanya ada tiga kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki PAD lebih besar dibandingkan dana transfer, dan ketiganya adalah daerah dengan pengelolaan pariwisata yang baik.

CEO Markplus Institute, Jacky Mussry menambahkan keragaman atraksi pariwisata Lampung merupakan suatu aset yang harus dikelola dengan baik dan profesional.

"Sebuah aset hanya akan menjadi potensi jika tidak dioptimalkan, di-leverage, bahkan bisa menjadi beban biaya. Pemerintah Provinsi Lampung perlu membuat dedicated team untuk mengelola berbagai atraksi pariwisata berdasarkan prinsip-prinsip product management," ujarnya.

Jacky juga menyampaikan bahwa pengembangan sektor pariwisata tidak hanya berfokus pada atraksi yang indah, namun bagaimana Pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta mengembangkan amenitas, akses, sumber daya manusia, dan promosi.

“Harapannya, wisatawan bisa memiliki brosur yang memiliki panduan jelas bagaimana cara menikmati keindahan Lampung secara holistik," ujar Jacky.

Ia menambahkan, infrastruktur Lampung saat ini perlu memperkuat competitive advantage sebagai penguatan sektor pariwisata Lampung dari sisi akses.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menyampaikan pengembangan pariwisata Provinsi Lampung juga memiliki keunggulan di sisi akses yang saat ini dilayani Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

“Beroperasinya JTTS memberikan multiplier effect bagi sektor konstruksi, pertanian, dan perdagangan Lampung dari sisi output, pendapatan rumah tangga, dan penyerapan tenaga kerja," tambahnya.

Baca juga: Disparekraf Lampung: Pelatihan SDM pariwisata dapat naikkan kualitas layanan

Baca juga: Pemprov Lampung integrasikan paket wisata dengan promosi produk UMKM lokal

Baca juga: Disparekraf Lampung promosi produk ekraf lewat festival pariwisata