Bandarlampung (ANTARA) - Ahli pertanian yang juga mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan bahwa pengembangan udang vaname air tawar di Provinsi Lampung dapat mendukung penerapan budidaya berkelanjutan.
"Meski ini masih dalam rangka riset dan membutuhkan waktu dua kali lagi untuk memantapkan teknologinya, seperti dari penyediaan pakan dan beberapa hal lainnya, akan tetapi ini lebih bersih karena airnya berasal dari air tanah sehingga tidak perlu disaring," ujar Anton Apriyantono, di Lampung Selatan, Rabu.
Ia mengatakan adanya budidaya udang vaname air tawar tersebut juga dapat mendukung penerapan budidaya berkelanjutan di Lampung.
"Daerah di seluruh Lampung bisa membudidayakan ini karena tidak tergantung dengan air laut. Lalu bisa juga menggunakan pompa air bertenaga sinar matahari berbasis panel surya dan listrik yang menggerakkan air jadi ramah lingkungan," ucapnya.
Dia menjelaskan selain itu budidaya udang vaname air tawar juga dinilai mampu mendukung digitalisasi budidaya perikanan dan pelaksanaan ekonomi biru. Salah satunya dengan menggiatkan Millennial Shrimp Farming ( MSF ).
"Iya tentu ini bisa jadi proyek uji coba digitalisasi budidaya komoditas perikanan dan ekonomi biru. Terlebih lagi limbah sisa pakan udang karena tidak ada kadar garam bisa digunakan sebagai pupuk sehingga memiliki multifungsi," tambahnya.
Menurut dia, budidaya udang air tawar masih menjadi hal yang langka, dan Lampung menjadi salah satu daerah yang berani membudidayakan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi tersebut di air tawar.
"Udang air tawar ini masih langka yang berani membudidayakan tanpa ada penambahan garam hanya Lampung, daerah lain seperti di Jawa tetap menggunakan penambahan garam, ini tanpa garam tanpa sama sekali jadi harus terus dikembangkan. Terlebih lagi ini lebih ramah lingkungan," ucap dia pula.