Reses, anggota Dewan putar film dokumenter konservasi

id Warung Konservasi, Lampung Timur, Anggota DPRD Lampung Timur, Agus Putra Eka Jasutra,Film dokumenter, film konservasi wako, wako

Reses, anggota Dewan putar film dokumenter konservasi

Film dokumenter konservasi berjudul "ketika hutan terbakar, ribuan satwa terkapar" diputar dalam acara reses / serap aspirasi anggota DPRD Lampung Timur Agus Putra Eka Jasutra Fraksi Nasdem, berlangsung di Desa Labuhanratu Baru, Kecamatan Way Jepara, Minggu (20/6/) kemarin. Foto istimewa/WAKO.

Way Jepara, Lampung Timur (ANTARA) -

Film dokumenter konservasi produksi Komunitas Warung Konservasi (WAKO) yang mengangkat peristiwa kebakaran hutan di Taman Nasional Way Kambas yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung diputar kepada generasi milenial dan masyarakat.
Film dokumenter konservasi berjudul "ketika hutan terbakar, ribuan satwa terkapar" diputar dalam acara reses / serap aspirasi anggota DPRD Lampung Timur Agus Putra Eka Jasutra dari Fraksi NasDem, berlangsung di Desa Labuhanratu Baru, Kecamatan Way Jepara, Minggu (20/6/).
Film Dokumenter Konservasi menjelaskan status hutan TNWK sebagai taman nasional perlindungan gajah. Taman Nasional Way Kambas merupakan kawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) dengan luas 130.000 hektare.
Kemudian mengisahkan kebakaran padang savana di hutan Way Kambas yang rutin terjadi setiap tahun ketika musim kering berlangsung.
Setelah dilakukan penelitian oleh berbagai pihak, penyebab terjadinya kebakaran oleh ulah pemburu satwa.
Modusnya membakar semak hutan kering, rumput akan tumbuh lagi.
Dengan harapan satwa rusa akan mendatangi dan mencari makan di lokasi yang baru ditumbuhi rumput lalu pemburu menangkapnya untuk di konsumsi sendiri atau di jual.
Kebakaran semak hutan menyebabkan pihak TNWK, Lembaga Mitra TNWK, Polri dan TNI serta para relawan harus bertaruh nyawa dan berjibaku memadamkan kobaran api.
Pada akhir film, mengajak masyarakat menjaga hutan karena dampaknya dapat membunuh berbagai satwa dan tanaman yang dilindungi.
Film ini juga memberi pesan dengan menjaga alam maka alam pun akan melindungi kita, karena hutan adalah sumber kehidupan.
Wakil Direktur Warung Konservasi (WAKO) Feri Tri Setiawan sebagai narasumber pada acara reses mengatakan film tersebut dibuat WAKO bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Feri Tri Setiawan mengungkapkan film dibuat dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konservasi / perlindungan keanekaragaman hayati khususnya di TNWK.
"Setelah menonton film ini diharapkan dapat menimbulkan kesadaran masyarakat
bahwa membakar hutan berarti memusnahkan banyak kehidupan satwa dan tumbuhan yang terlindungi
di dalam hutan tersebut," ujarnya.
Sementara, anggota DPRD Lampung Timur Agus Putra Eka Jasutra mengatakan mengapresiasi film dokumenter WAKO.
Menurutnya, hutan Way Kambas sangat penting untuk dijaga kelestariannya.
Agus Putra Eka Jasutra mengajak WAKO turut konsen terhadap konservasi pertanian.
"Saya mengajak WAKO memperhatikan konservasi di bidang pertanian dan lainnya. Contoh konservasi di sawah dengan mengedukasi petani untuk tidak memakai pupuk kimia berlebihan, karena berdampak terhadap habitat satwa yang ada di sawah. Contoh dampak menggunakan pupuk kimia bisa membuat belut tidak ada, dan petani sudah merasakannya," ujarnya.
Sekjen Serikat Tani Indonesia ini mengajak, petani kembali menggunakan pupuk alami / organik karena lebih ramah lingkungan.
Pada kesempatan reses itu, wakil rakyat ini juga menerima aspirasi warga terkait perbaikan jalan di desa, perlindungan kepada penderes gula merah dan peningkatan harga gula merah, dan lain-lain.

Acara reses diikuti mahasiswa kader hmi, kaderm pmii, mahasiswa STIE, STAIDA, masyarakat.