Skema vaksinasi Hongkong diperluas untuk warga berusia 16-29 tahun

id hong kong,vaksinasi covid 19,vaksin sinovac china,vaksin biontech,virus corona

Skema vaksinasi Hongkong diperluas untuk warga berusia 16-29 tahun

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam saat menerima suntikan vaksin buatan China di Hong Kong, Senin (22/2/2021). ANTARA/Facebook Carrie Lam/pri.

Hong Kong (ANTARA) - Otoritas Hong Kong memperluas skema vaksinasi COVID-19 dengan memasukkan warganya yang berusia 16-29 tahun, untuk merespons lesunya permintaan inokulasi.

Proses vaksinasi di Hong Kong relatif lambat sejak diluncurkan pada Februari, dengan hanya sekitar 8 persen dari 7,5 juta penduduk kota itu yang telah diinokulasi sejauh ini.

Dengan memperluas kategori umur penerima vaksin, Hong Kong akan memungkinkan total 6,5 juta penduduknya untuk ambil bagian.

"Kami mengimbau masyarakat agar segera divaksin supaya Hong Kong tidak jatuh ke dalam lingkaran setan gelombang demi gelombang wabah," ujar Sekretaris Pegawai Negeri Sipil Hong Kong Patrick Nip, Kamis.

Perluasan skema dilakukan tiga hari setelah pemimpin Carrie Lam mengatakan Hong Kong akan melonggarkan beberapa pembatasan virus corona bagi penduduk yang telah diinokulasi penuh mulai akhir April.

Lambatnya pengambilan vaksin di Hong Kong didorong oleh berkurangnya kepercayaan terhadap vaksin Sinovac China, dan kekhawatiran akan reaksi yang merugikan.

Kota ini mulai memvaksin penduduk dengan dosis dari Sinovac pada Februari dan mulai menawarkan vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech pada Maret.

Warga dapat memilih vaksin mana yang mereka ambil, tetapi suntikan BioNTech lebih diminati. Setiap hari, dua hingga tiga kali lebih banyak orang memesan vaksin dengan suntikan BioNTech daripada dengan Sinovac, menurut angka pemerintah.

Nip mengatakan penduduk berusia 16 dan 17 tahun hanya dapat menerima dosis BioNTech sementara mereka yang berusia lebih dari 18 tahun dapat memilih antara vaksin BioNTech atau Sinovac.

Bekas koloni Inggris itu mencatat total sekitar 11.600 kasus virus corona, jauh lebih rendah dibandingkan kota-kota maju lainnya.

Sumber: Reuters