Jakarta (ANTARA) - Ratusan warga Singapura yang sudah "gatal" ingin bepergian ke luar rumah bisa melepas penat dengan menaiki kapal pesiar yang tidak pergi ke mana-mana, Jumat, sebuah kesempatan langka berlayar setelah pandemi virus corona membuat industri kapal pesiar terpuruk.
Sebelum mengikuti singkat "seacation" yang singkat di kapal World Dream, semua penumpang harus melewati tes usap untuk bisa naik ke kapal yang kapasitasnya dibatasi setengahnya.
Ang Sen Hock (73) mengatakan dia tidak takut terinfeksi virus corona dan telah memesan beberapa perjalanan lagi dalam waktu dekat.
"Tidak khawatir. Sebab awal tahun ini saya juga naik kapal pesiar ini, dan kebetulan, ada dua orang yang diduga terinfeksi," kata Ang. "Tapi kami tetap berangkat dan ada penanganan untuk mereka," kata dia seperti dikutip dari Reuters.
Industri kapal pesiar secara global betul-betul terdampak pandemi virus corona, di mana beberapa kasus awal ditemukan di kapal pesiar.
Pelayaran istimewa ini hanya terbuka untuk warga Singapura. Mereka bisa berlayar beberapa hari di atas laut.
Sebelumnya, ada juga penerbangan tak ke mana-mana yang diprakarsai maskapai di Asia, di mana penumpang lepas landas dan mendarat di bandara yang sama.
Sebanyak 1.400 penumpang kapal pesiar diwajibkan memakai perangkat elektronik pelacakan kontak dan harus menjaga jarak sepanjang waktu.
Tidak ada lagi prasmanan dan Dream Cruises, menambah fasilitas medis, termasuk unit pemeriksaan dan isolasi.
"Gagasan untuk keluar dari Singapura, walaupun tidak jauh, beberapa hari, sangat menarik," kata salah satu penumpang, Robert Gaxiola.
Presiden Dream Cruises, Michael Goh, mengatakan para kru akan merespons secara tegas tanda-tanda infeksi.
"Penumpang akan diharuskan kembali ke kabin dan pembersihan serta sanitasi akan dilakukan di kapal," kata dia. "Dalam kurang dari enam jam, kami akan kembali ke Singapura."