Polresta Bandarlampung jadwalkan gelar rekonstruksi kasus penusukan Syekh Ali Jaber Kamis

id Syekh ali jaber,Argo yuwono,Penusukan

Polresta Bandarlampung jadwalkan gelar rekonstruksi kasus penusukan Syekh Ali Jaber Kamis

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD (kanan) saat menjenguk Syekh Ali Jaber di kediaman Syekh Ali Jaber di Rawamangun, Jakarta, Senin (14/9/2020). (ANTARA/HO-Humas Kemenko Polhukam)

Jakarta (ANTARA) - Polresta Bandar Lampung menjadwalkan akan melakukan rekonstruksi kasus penusukan terhadap penceramah Syekh Ali Jaber pada Kamis (17/9).

"Penyidik merencanakan besok dilakukan rekonstruksi, artinya bahwa sampai saat ini tempat kegiatan masih ada dan kemudian dijaga oleh anggota dan besok rekonstruksi," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam konferensi pers di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu.

Dalam rekonstruksi itu, polisi akan menghadirkan tersangka AA. Tersangka nantinya juga akan memerankan adegannya saat melakukan penusukan kepada korban.

Baca juga: Polisi telah periksa 15 saksi penikaman syekh Ali Jaber

"Nanti akan memerankan beberapa adegan dilakukan oleh tersangka dan diperagakan oleh tersangka di dalam rekonstruksi besok yang akan dilaksanakan," tutur Argo.

Sebelumnya pendakwah sekaligus ulama terkenal Syekh Ali Jaber ditikam orang tidak dikenal saat sedang mengisi acara wisuda hafidz quran di Masjid Falahudin, Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung pada Minggu (13/9) sore.

Baca juga: Tokoh Lampung desak Polri usut tuntas kasus penikaman Syekh Ali Jaber

Syekh Ali terkena luka tikaman pada bagian lengan.

Pelaku berinisial AA berhasil diamankan oleh para jamaah dan kemudian membawanya ke kantor polisi.

Polisi juga menyita berbagai macam barang bukti salah satunya senjata tajam yang digunakan pelaku.

Dari keterangan keluarga pelaku kepada polisi, pelaku disebut sudah mengalami gangguan kejiwaan sejak lama.

Meski begitu, pihak Kepolisian masih terus mendalami pengakuan keluarga pelaku termasuk motif penusukan itu.

Baca juga: Eva Dwiana tidak ingin kejadian penikaman ulama terulang lagi