Jakarta (ANTARA) - Suasana duka cita atas kematian Kobe Bryant berlanjut pada hari Senin ketika ribuan penggemar basket berkumpul dengan mural-mural wajah legenda NBA itu dan membawa bola-bola basket, sepatu kets dan lilin ke tempat yang pernah melambungkan namanya.
"Kobe, Kobe, Kobe!" teriakan dari kerumunan orang di LA Live, sebuah distrik hiburan di sebelah Staples Center, markas Los Angeles Lakers.
Baca juga: Laga LA Lakers vs LA Clippers ditunda
Orang-orang juga meneriakkan : "MVP, MVP, MVP!" sehari setelah Bryant yang berusia 41 tahun meninggal dalam kecelakaan helikopter bersama dengan tujuh orang lainnya, termasuk putrinya yang berusia 13 tahun, Gianna.
Pada siang hari, stasiun radio memandu mengheningkan cipta delapan detik, delapan mengacu pada nomor jersey yang dikenakannya di awal karier Bryant, sebelum memakai nomor 24.
Di salah satu sudut plaza, orang menggunakan kapur atau spidol untuk menulis kata-kata penghormatan kepada Bryant, seperti "Kobe forever", tepat di trotoar.
Jonathan Arroyo, 23, tiba lebih awal di pagi hari dan menulis MVP berkali-kali di lapangan plaza.
Baca juga: Kecelakaan heli Kobe Bryant, kabut diduga sebagai penyebabnya
"Saya tidak benar-benar menyukai bola basket sampai tampilnya Kobe. Syukurlah saya melihatnya bermain. Dia adalah MVP saya selamanya," kata Arroyo, seperti dikutip AFP.
Anthony Jackson, 62, mengatakan bahwa Bryant, yang secara luas dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dalam olahraga itu, adalah contoh pekerja keras tanpa kesombongan.
"Apa yang dia capai dalam hidup, tidak didapat begitu saja, dan dia hanya mencoba menjadi orang baik," kata Jackson, yang juga berharap penghormatan kematiannya juga akan diadakan di Staples Center.
Masih belum ada kabar tentang pengaturan pemakaman untuk Bryant dan putrinya.
Baca juga: Cristiano Ronaldo nilai Kobe Bryant seorang legenda sejati dan inspirasi banyak orang
Para fans juga berkumpul di Akademi Olahraga Mamba, yang didirikan Bryant di Thousand Oaks, satu jam dari Staples Center. Nama akademi ini diambil dari nama julukannya: Black Mamba.
Di sana, suasana duka cita juga terasa dengan air mata, keheningan, bunga dan lilin.
Shain Hrehniy, yang bekerja di sebuah toko Apple, menangis sambil menggendong putranya.
"Saya sedih dengan apa yang terjadi. Saya membawa putra saya agar dia bisa melihat pemain favorit ayahnya," kata Hrehniy.
"Fakta bahwa Kobe Bryant ada di sini dan apa yang dia lakukan untuk anak-anak dan masyarakat. Inilah gunanya tempat ini. Itu karena dia melakukan semua hal yang dia lakukan untuk masyarakat," kata Roscoe Gray, seorang insinyur.
Jose Garcia, seorang pengasuh, mengatakan bahwa dia pernah melihat Gianna Bryant muda bermain basket beberapa kali. Bryant sering mengatakan bahwa anak perempuannya itu menunjukkan bakatnya.
"Selalu berpikir bahwa aku akan melihatnya tumbuh dewasa. Dan sebenarnya, sungguh mengilhami melihatnya," kata Garcia.