Kota Yogyakarta 2020 tetap andalkan pendidikan dan pariwisata

id Pariwisata, pendidikan,ekonomi,pertumbuhan,yogyakarta,wisata yogyakarta

Kota Yogyakarta 2020 tetap andalkan pendidikan dan pariwisata

Suasana wisatawan di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta (Eka Arifa Rusqiyati)

“Hanya ada dua sektor yang menjadi andalan Kota Yogyakarta, yaitu pendidikan dan pariwisata. Memang sangat rentan terhadap perubahan atau gejolak ekonomi global sehingga antisipasi terhadap berbagai dampak yang muncul harus terus dilakukan,” kata Wak

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah sebagai sumber pendapatan asli daerah, tetap akan mengandalkan sektor jasa sebagai kekuatan ekonomi pada 2020, yaitu di sektor jasa pendidikan dan pariwisata.

“Hanya ada dua sektor yang menjadi andalan Kota Yogyakarta, yaitu pendidikan dan pariwisata. Memang sangat rentan terhadap perubahan atau gejolak ekonomi global sehingga antisipasi terhadap berbagai dampak yang muncul harus terus dilakukan,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Minggu.
Baca juga: Dishub Yogyakarta dorong percepatan penyediaan lokasi parkir wisata

Menurut Heroe, sejumlah pihak termasuk akademisi sudah mengingatkan potensi resesi ekonomi global pada 2020 sehingga pemerintah termasuk pemerintah daerah perlu melakukan berbagai antisipasi untuk meminimalisasi dampak resesi tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah.

Heroe menambahkan, dari dua sektor jasa tersebut, sektor pariwisata memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap perubahan ekonomi global dibanding sektor pendidikan.

Untuk sektor pendidikan, lanjut Heroe, saat ini ada sekitar 300.000 pelajar dan mahasiswa dari luar daerah yang belajar di Kota Yogyakarta.

“Jika terjadi perubahan ekonomi global, maka bisa saja jumlah mahasiswa yang belajar ke Yogyakarta berkurang. Tetapi, selama 300.000 mahasiswa itu tetap belajar di Yogyakarta, maka ekonomi Yogyakarta dan sekitarnya masih bisa bertahan,” katanya.

Meskipun demikian, ia tidak memungkiri jika akan terjadi penurunan daya beli. “UMKM dari sektor kuliner harus didorong untuk mempersiapkan diri karena selama ini sektor makanan menjadi kontribusi pendapatan yang cukup tinggi di Kota Yogyakarta,” katanya.
Baca juga: Seniman Malioboro gelar Kampung Wisata Kuliner 26-27 Oktober

Sedangkan sektor pariwisata, lanjut dia, sangat sensitif terhadap perubahan ekonomi global salah satunya perubahan tarif transportasi maupun akomodasi lainnya.

Oleh karena itu, Heroe mengajak seluruh kelompok masyarakat untuk terus menjaga agar pariwisata di Yogyakarta tetap menarik untuk dikunjungi. “Yogyakarta harus bisa menjadi tujuan utama wisata. Sehingga, meskipun secara global terjadi penurunan namun wisatawan yang ke Yogyakarta tidak akan berkurang,” katanya.

Ia menambahkan, kerja sama antar seluruh pelaku wisata seperti hotel, restoran dan pemerintah untuk menciptakan suasana Yogyakarta yang aman dan nyaman menjadi kunci penting yang harus dilakukan.

“Ada banyak kampung wisata, ada kampung sayur dan kampung lain yang menarik untuk dikunjungi. Ini juga harus dikuatkan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Susanto Dwi Antoro mendorong pemerintah untuk terus memperkuat pungutan pajak secara online (e-tax) untuk optimalisasi penerimaan dari sektor pajak daerah.

“Pajak merupakan pendapatan yang akan digunakan kembali untuk pembangunan. Tentunya, perlu optimalisasi pendapatan dari pajak daerah agar pembangunan berjalan lancar,” katanya.
Baca juga: Kampung wisata jadi andalan Yogyakarta gaet wisatawan mancanegara