Waykambas raih penghargaan terbaik pada Hari Konservasi

id TN Waykambas, Gajah, badak,TNWK, hutan lindung

Waykambas raih penghargaan terbaik pada Hari Konservasi

Dokumentasi peserta SMN menyaksikan aktivitas gajah di Taman Nasional Way Kambas. Minggu (19/8). (Foto: Antaralampung.com/Muklasin)

Lampung Timu (AntaraNews Lampung) - Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung meraih dua penghargaan pada peringatan Hari Konservasi Alam Nasional yang dilangsungkan di Taman Wisata Alam Batuputih Bitung, Sulawesi Utara, pada 28-31 Agustus 2018, yakni kategori "mahout" atau pawang terbaik dan pengelolaan Pusat Latihan Gajah (PLG) terbaik.
   
"TNWK mendapat dua penghargaan, dan menjadi motivasi bagi kami untuk mengelola TNWK semakin baik," kata Kepala Balai TNWK, Subakir, di Lampung Timur, Jumat.
   
Ia mengatakan, penghargaan pengelolaan PLG terbaik dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI itu merupakan pertama kalinya diterima Balai TNWK.
   
"Sebelumnya Balai TNWK belum pernah dapat penghargaan ini, " katanya.
   
Menurut Subakir lagi,  penghargaan kategori pengelolaan PLG terbaik tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dibawah kepemimpinan Bupati Chusnunia Chalim dan Pemerintah Provinsi Lampung kepemimpinan Gubernur Muhamad Ridho Ficardho.
   
Dukungan itu di antaranya adalah perbaikan tempat atraksi gajah, penyediaan  sarana bermain anak, gajebo, perbaikan infrastruktur jalan dan fasilitas berjualan cindera mata di Pusat Latihan Gajah.
   
"Penghargaan ini berkat dukungan dari Pemkab Lampung Timur dan Pemerintah Provinsi Lampung. Fasilitas-fasilitas yang dibangun ini otomatis menjadi penilaian sehingga penghargaan itu bisa diraih, ini sebuah kerja sama yang baik," katanya.
   
Sementara,  penghargaan mahot terbaik diberikan kepada Nadjar. Seorang pawang gajah PLG.
   
"Pak Nadjar ini ketua mahot,  dia pernah terinjak gajah dan tangannya patah,  dia sudah puluhan tahun jadi mahot,  alhamdulilah dia terpulih jadi mahot terbaik, " urainya.
   
Pada peringatan Hari Konservasi Alam Nasional itu,  Subakir meminta semua pihak merasa memiliki keberadaan TNWK demi keberlangsungan hutan dan isinya.
     
"Kita tidak akan mampu melindungi hutan TNWK tanpa kerja sama dengan pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat sekitar hutan harus diberdayakan sehingga punya rasa memiliki,"katanya.