Kampung KB Lampung Tengah Kurang Petugas Penyuluh

id kampung kb, kb, gubernur lampung

Kampung KB Lampung Tengah Kurang Petugas Penyuluh

KB ( FOTO ANTARA/Saptono)

Lampung Tengah, (ANTARA Lampung) - Kepala Kampung Keluarga Berencana Dusun IV Gunung Agung Terusan Nunyai, Lampung Tengah, Nisar Adytia mengatakan masih kekurangan petugas penyuluh KB, mengingat dari tujuh desa hanya terdapat dua penyuluh.

"Kami masih kekurangan penyuluh KB yang bisa membantu memaksimalnya pelayanan KB dan mampu mengajak seluruh masyarakat mendukung pengendalian pertumbuhan penduduk di sini," kata dia, saat dihubungi dari Bandarlampung, Kamis.

Menurutnya, pelayanan akan maksimal apabila petugas penyuluh KB mampu memberikan pemahaman yang baik, sehingga masyarakat bersedia mendukung upaya tersebut.

Saat ini, ia melanjutkan, Kampung KB yang dicanangkan oleh Pemprov Lampung dilengkapi dengan pemberian bantuan gerakan membangun atau Gerbang Desa Saburai.

"Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di sini," ujarnya.

Ia juga sangat berharap pemerintah dapat menambah jumlah petugas penyuluh KB, sehingga penetapan daerah ini sebagai Kampung KB bisa lebih maksimal.

Nisar menyebutkan, jumlah warga di Kampung KB adalah 359 KK, dengan pasangan usia subur berjumlah 247 pasangan, sedangkan kepesertaan KB tercatat 139 orang.

Warga setempat yang tidak ber-KB terdata sedang hamil sebanyak 12 orang, ingin memiliki anak segera sebanyak 26 orang, selanjutnya ingin anak ditunda sejumlah 41 orang, serta tidak memiliki anak lagi ada 51 orang.

Sebelumnya, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mencanangkan Kampung Keluarga Berencana di Dusun IV Kampung Gunung Agung Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah.

"Pencanangan ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam membatasi laju pertumbuhan penduduk di wilayah setempat," kata Gubernur Ridho, saat mencanangkaan kampung KB di Lampung Tengah, Rabu (24/2).

Menurutnya, pertumbuhan penduduk yang semakin pesat tentu akan mempengaruhi ketersediaan pangan serta kesejahteraan di kalangan masyarakat.

"Banyak penduduk pasti lahan pekerjaan hingga tempat tinggal akan semakin berkurang, sehingga harus dilakukan berbagai upaya pengendaliannya," kata dia.

Ridho mengharapkan, agar pencanangan tersebut dapat diterapkan semaksimal mungkin, sehingga ke depan kesejahteraan masyarakat semakin tinggi.

"Kampung KB yang pertama di Provinsi Lampung ini diharapkan mampu mewujudkan harapan pemerintah untuk dapat memunculkan desa-desa KB lainnya di wilayah tersebut," kata Ridho.

Ia juga menyebutkan, adanya pemberian bantuan Gerbang Saburai kepada 100 desa miskin di Provinsi Lampung.

"Jadi, jangan disalahartikan adanya bantuan yang pilih-pilih, semua didasarkan pada daerah yang miskin bukan alasan lainnya," kata dia pula.*