Bandarlampung (ANTARA) - Universitas Lampung (Unila) membentuk tim investigasi guna mencari kebenaran terkait kasus kematian seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) yang terindikasi akibat mengikuti kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahepel) pada bulan November 2024.
"Kasus ini sudah diambil alih oleh pihak Universitas. Rektorat Unila juga sudah bentuk tim investigasi guna mencari kebenaran pada kasus kematian Pratama pada April 2025," kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prof Nairobi di Bandarlampung, Senin.
Dia menjelaskan, kegiatan Diksar Mahapel tersebut dilakukan pada November, yang diikuti oleh Almarhum serta temannya Faris. Kemudian setelah kegiatan tersebut pihaknya mendapatkan laporan adanya salah satu peserta yang mengalami gangguan pendengaran karena adanya indikasi kekerasan yang dilakukan oleh para senior.
"Saat itu yang melaporkan adalah Faris melalui orang tuanya. Lalu kami langsung menindaklanjuti dengan mengadakan sidang pimpinan, dan memanggil para pihak terkait termasuk alumni yang ikut dalam kegiatan tersebut sebagai pembina," kata dia.
Prof Nairobi mengungkapkan bahwa saat sidang tersebut para senior Mahapel mengakui ada penyelewengan tindakannya dan telah meminta maaf serta bertanggung jawab kepada korban yakni Faris.
"Kami juga memberikan surat pernyataan yang bunyinya, bahwa jika terulang lagi hal seperti maka organisasi ini akan dibekukan. Kami pikir sudah selesai kasus ini," kata dia.
Berselang lima bulan, lanjut dia, baru Pratama meninggal dunia dan ramai diberitakan terindikasi karena mengikuti Diksar Mahapel bersama Faris.
"Bulan April kalau tidak salah almarhum Pratama wafat indikasi adanya tumor otak sehabis operasi. Saat ini saya minta Wakil Dekan datangi ke rumah almarhum seperti masalah sebenarnya, dan bila ingin menuntut silahkan. Tetapi saat itu ibunya almarhum tidak ingin menuntut. Ini selesai kami pikir tidak ada masalah," kata dia.
Namun begitu, pihaknya juga masih tetap menunggu dari pihak keluarga almarhum yang menyatakan Pratama wafat disebabkan mengikuti diksar.
"Sambil kami menunggu itu, ternyata ada mahasiswa demo yang menyalahkan orang-orang di Mahapel atas kematian Pratama. Tapi kami belum bersikap karena memang tidak ada bukti yang kuat," kata dia.
Namun begitu, ia pun mengatakan pihaknya sangat terbuka apabila nanti kasus ini akan masuk ke ranah kepolisian.
"Kami siap untuk dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Karena kasus ini diduga menghilangkan nyawa, kami siap membantu menjadi saksi dan memanggil mahasiswa yang terlibat dalam hal itu," kata dia.
