Bandarlampung (ANTARA) - Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika melakukan langkah inovatif dengan menambahkan kurikulum baru bagi calon Bintara Polri di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Lampung.
"Hal itu untuk menindaklanjuti arahan Kapolri dan mendukung Astacita Presiden Prabowo," kata Helmy Santika dalam keterangannya di Bandarlampung, Rabu.
Pihaknya menggandeng Universitas Lampung (Unila), dan calon Bintara Polri kini akan mempelajari dua mata pelajaran khusus, yakni antropologi budaya dan kesukubangsaan serta pengetahuan dasar pertanian.
Langkah ini, menurut dia, diharapkan dapat membekali calon anggota Polri dengan wawasan tentang keberagaman budaya serta pengetahuan aplikatif dalam bidang pertanian, sejalan dengan konsep kearifan lokal.
“Kami ingin agar para calon Bintara memahami masyarakat secara lebih luas, tidak hanya dari segi hukum dan keamanan, tetapi juga dari segi budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat, termasuk pertanian. Ini adalah bagian dari upaya untuk melahirkan Polri yang lebih dekat dan berdaya bagi masyarakat,” ujar Kapolda Lampung.
Pendidikan calon Bintara Polri di SPN Polda Lampung dijadwalkan berakhir pada Desember 2024, sehingga tersisa waktu sekitar dua bulan atau delapan minggu untuk memberikan materi tambahan ini.
Kapolda Lampung menegaskan bahwa dirinya telah menugaskan Kepala SPN Polda Lampung dan Karo SDM Polda Lampung untuk mempersiapkan program pembelajaran baru ini dengan format yang sederhana, aplikatif, dan mudah diterapkan dalam situasi nyata.
“Kerja sama dengan Unila memungkinkan penyampaian materi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Lampung, khususnya dalam aspek sosial-budaya dan pertanian. Ini juga menjadi bekal agar Polri dapat berperan aktif dalam mendukung kesejahteraan dan pembangunan masyarakat di pedesaan,” ujar Helmy.
Menurut dia, pengetahuan dasar pertanian ini nantinya membantu para Bintara Polri untuk memahami lebih baik kehidupan masyarakat, terutama di daerah pedesaan yang masih mengandalkan sektor pertanian.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya lokal dan kehidupan pertanian, kata dia, Polri diharapkan dapat semakin berperan sebagai agen perubahan yang memberdayakan masyarakat.
“Masyarakat kita membutuhkan polisi yang tidak hanya hadir saat ada permasalahan, tetapi juga memiliki empati dan pemahaman terhadap akar budaya serta kehidupan mereka. Inilah semangat yang kami bangun bersama Unila,” tambah Kapolda.
Melalui pendidikan ini, menurut Kapolda, para calon Bintara akan lebih siap menghadapi tantangan yang beragam di lapangan dan memiliki keterampilan sosial yang memungkinkan mereka membangun hubungan baik dengan masyarakat.
Dia mengatakan program ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan Astacita Prabowo dalam menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, produktif, dan berdaya.
Astacita Presiden Prabowo 1,2,4,6 dan 8 yang di antaranya menjabarkan tentang memantapkan sistem Keamanan Negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Serta memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antar umat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Kemudian, dengan mempelajari budaya dan kearifan lokal untuk memperkuat ideologi Pancasila hingga pertanian.
"Diharapkan setelah dilantik para siswa dapat menjadi pionir-pionir yang mendorong dan bersama masyarakat untuk bisa memanfaatkan lahan produktif guna membantu pemenuhan kebutuhan pangan," pungkas Irjen Pol Helmy Santika.
Baca juga: Polda Lampung buru pemilik tujuh kg sabu asal Malaysia
Baca juga: Polda Lampung gagalkan penyelundupan 149.400 benih lobster
Baca juga: Polda Lampung identifikasi 72 TPS yang rawan dalam Pilkada 2024
Polda Lampung tambah kurikulum bagi calon Bintara di Sekolah Polisi
Kami ingin agar para calon Bintara memahami masyarakat secara lebih luas, tidak hanya dari segi hukum dan keamanan, tetapi juga dari segi budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat, termasuk pertanian.