Bandarlampung (ANTARA) - Universitas Lampung (Unila) mengadakan Diklat Pembinaan Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah dan PMPAP Universitas Lampung Tahun 2023 sebagai bagian dari peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
Diklat berlangsung di Gedung Serbaguna (GSG) Unila beberapa waktu lalu, mulai pukul 09.30 hingga 12.00 WIB. Dalam rangkaian kegiatan, Unila menghadirkan narasumber dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI.
Acara ini dihadiri Rektor Unila Prof. Lusmeilia Afriani, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Anna Gustina Zainal, serta kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan, para wakil dekan bidang kemahasiswaan dan alumni, koordinator bagian dan subkoordinator kemahasiswaan.
Peserta diklat ini terdiri dari mahasiswa KIP K angkatan 2022, 2023, dan PMPAP Universitas Lampung tahun 2023 dengan total kurang lebih 2.100 mahasiswa.
Kolonel Mar. Rachmat Djunaidy, Kasubdit Lingdik Dit. Bela Negara Ditjen Pothan Kementerian Pertahanan, serta Kolonel Wahyu Jati Purnawan, seorang Analis Madya Bidang Sosbud Dit. Bela Negara, menjadi narasumber pada diklat kali ini.
Mereka membahas aspek-aspek bela negara yang relevan dengan peran mahasiswa. Aspek tersebut menjadi sangat penting, termasuk menjaga kedamaian di lingkungan kampus, serta sebagai mahasiswa harus memiliki kesadaran tinggi terhadap identitas kebangsaan dan cinta tanah air.
Diklat ini dipandu Sri Sulastuti, seorang dosen dari Fakultas Hukum (FH) Unila, yang memastikan kelancaran acara dan interaksi antara pemateri dan peserta.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Anna Gustina Zainal, dalam sambutannya berharap, melalui diklat ini mahasiswa dapat menggali pengetahuan dari narasumber yang berpengalaman dalam bela negara.
“Diklat ini diharapkan akan membantu mempersiapkan generasi emas Indonesia di tahun 2045 untuk menghadapi tantangan masa depan dengan lebih siap dan berpengetahuan luas dalam menjaga kedaulatan dan keselamatan negara.” harapnya.
Universitas Lampung berkomitmen untuk membentuk watak pribadi bangsa dan mewujudkan kampus bela negara, dengan tujuan akhirnya menjadi kampus bela negara di Indonesia.