Jakarta (ANTARA) - Krisis energi global memaksa banyak pihak berpikir bagaimana memanfaatkan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil. Pasalnya, bahan bakar fosil menjadi penyebab utama krisis iklim di dunia.
Dompet Dhuafa Volunteer, beranggotakan 18.779 orang relawan di seluruh Indonesia, berkolaborasi bersama GreenFaith, Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) ‘Aisyiyah, dan EcoBhineka Muhammadiyah turut andil merawat bumi yang lestari.
Peringatan Sumpah Pemuda, Jumat (28/10), empat komunitas peduli lingkungan ini menggelar Aksi Damai Komunitas Lintas Agama di kawasan Masjid Istiqlal dan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Mereka mendorong kepedulian setiap pihak terhadap isu perubahan iklim dan krisis energi dunia
Dalam aksi bertagar gerakan #Faiths4ClimateJustice ini, DD Volunteer dan 3 lembaga melakukan ikhtiar mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Gerakan ini masuk dalam gerakan dunia untuk keadilan iklim.
Aksi damai itu tidak hanya dilakukan di Jakarta, aksi serupa berlangsung di 277 titik di Indonesia.
Aksi berupa longmarch massal ke tempat-tempat ibadah ini berjalan dengan damai. Di beberapa titik yang lain, volunteer peserta aksi melakukan penanaman pohon, membuat mural, aksi bersih pantai, diskusi tentang energi alternatif, hingga tuntutan generasi muda terhadap masa depan yang lestari.
GM Aliansi Strategis dan Advokasi Dompet Dhuafa Arif RH mengatakan, perubahan pemanfaatan energi sudah sangat mendesak.
Menurutnya, butuh peran utama pemerintah dalam proses transformasi tersebut, tidak kalah penting peran serta berbagai elemen di masyarakat, salah satunya umat beragama.
Peran krusial tokoh masyarakat, ulama hingga penggiat agama mendorong proses transformasi energi bersih yang adil, pemanfaatan energi alternatif hingga mengurangi risiko perubahan iklim atas isu krisis energi adalah hal yang sangat berpengaruh, termasuk mengubah pola-pola kehidupan di masyarakat.
“Tujuan dari upaya ini adalah mendorong kebijakan pemerintah untuk mengoptimalkan penggunaan energi bersih," ujarnya.
Hal-hal sederhana yang bisa dilakukan masyarakat seperti berjalan kaki, bersepeda dalam kegiatan keagamaan atau mengurangi penggunaan lampu tidak terpakai di lingkup tempat ibadah hingga pembangunan ruang-ruang fasilitas ibadah yang memperhatikan unsur lingkungan.
Hening Parlan selaku Ketua Divisi LLHPB Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah mengatakan, aksi umat agama ini sesungguhnya merupakan ekspresi dari ritual keumatan untuk menjaga bumi dari kerusakan.
Sebagai Direktur Eco Bhinneka, ia mengungkapkan bahwasannya urusan menjaga bumi bukan menjadi konsen umat satu agama, melainkan menjadi konsen dari seluruh umat beragama.
“Saat ini, kita semua sedang berusaha keras berhijrah untuk menjaga lingkungan yang lebih baik. Salah satu ekpresinya adalah dengan menggunakan nilai-nilai agama dengan aksi umat agama ini,” katanya lagi.
Baca juga: LPM Dompet Dhuafa bagikan 119 paket gizi melalui dapur keliling
Baca juga: Nenek Sudarti terima sembako program Ketuk Pintu Mustahik Dompet Dhuafa Waspada
Ada tiga seruan yang disampaikan; Pertama, mengharapkan kepada pemerintah untuk mendorong kebijakan energi yang terbarukan, dan mempercepat proses transformasinya secara adil serta membuka lapangan-lapangan kerja yang ramah terhadap lingkungan (green jobs).
Kedua, mendorong lembaga-lembaga ekonomi atau lembaga-lembaga finansial untuk tidak membiayai kegiatan-kegiatan yang terkait dengan energi kotor berbasis fosil.
Ketiga, mendorong seluruh pemimpin umat beragama untuk mengambil peran penting dengan mengadakan gerakan peduli lingkungan yang didasari pada keimanan masing-masing.
Banyaknya bencana alam yang terjadi di berbagai belahan bumi, termasuk di Indonesia, selama ini merupakan bentuk nyata dari krisis iklim, yang telah mengakibatkan banyaknya jatuh korban.
Oleh karena itu, sebelum pelaksanaan Konferensi Dunia tentang Perubahan Iklim (COP27) di Mesir serta KTT G20 di Bali pada bulan November tahun 2022, keempat lembaga ini bersama dengan umat beragama lain di seluruh dunia menggaungkan aksi Iman untuk Keadilan Iklim.
Di Indonesia, kegiatan aksi damai ini, sengaja dipilih bertepatan dengan momentum Hari Sumpah Pemuda, dan juga ibadah Jumat. Sehingga diharapkan, semangat persatuan peringatan Hari Sumpah Pemuda bisa menjadi intisari kerja sama kelompok umat agama dalam mengajak, mendorong, dan mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan energi alternatif serta mengurangi risiko perubahan iklim, agar tercapai net-zero global di 2050.
Tentang Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial. Selama 29 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.
Baca juga: Museum Sumpah Pemuda persembahkan film dokumenter "YAMIN" tayang 25 Desember
Baca juga: Pemuda Bandarlampung diminta aktif memajukan daerah