Wali Kota Metro panen empat kuintal melon di Pondok Pesantren Daruk A'mal

id Meloninthanon

Wali Kota Metro panen empat kuintal melon di Pondok Pesantren Daruk A'mal

Wali Kota Metro, Wahdi Siradjuddin memetik Melon Inthanon di PPDA Kota Metro. (ANTARA/Hendra Kurniawan)

Metro (ANTARA) - Wali Kota Metro, Wahdi Siradjuddin melakukan panen perdana buah melon inthanon di Green House Pondok Pesantren Daruk A'mal (PPDA) Kota Metro, Lampung, Selasa.

Wahdi mengatakan, penanaman buah melon oleh PPDA merupakan suatu upaya yang sangat bermanfaat, lantaran dapat menjadi bahan edukasi kepada para santri selain daripada ilmu keagamaan.

"Ini sebuah gerakan yang bagus, bisa menjadi tempat pendidikan juga. Jadi santri tidak hanya ilmu agama saja yang didapatkan," katanya.

Selain itu, lanjut dia, penanaman melon ini jika terus dikembangkan, juga bisa menjadi sumber perekonomian PPDA.

"Hasil panennya kan dijual, jadi bisa menambah perekonomian. Ini merupakan bentuk kemandirian PPDA," ucapnya.

Kepala Yayasan PPDA Kota Metro, Gus Kodrattulloh Sidiq K menjelaskan, pada panen perdana ini, didapat empat kuintal melon Inthanon dari lahan seluas kurang lebih 7.000 m².

"Ini melon jenis sultan ya, jadi tidak hanya harga saja yang dianggap sultan tetapi rasanya juga," ungkap dia.

Melon ini memiliki kadar gula sebesar 15 brix dimana pada melon biasa hanya mengandung 9 sampai 10 brix. Selain melon, kami juga melakukan penanaman jagung pada tanah seluas tiga hektare," jelasnya.

Menurutnya, penanaman melon ini merupakan bentuk kemandirian PPDA dimana tidak hanya mengajarkan Ilmu keagamaan saja, melainkan juga ada bentuk agro dan juga bisnisnya.

"Untuk hasil panen perdana hari ini telah habis dibeli oleh para guru yang mengajar di PPDA kota Metro," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Kota Metro, Muhammad Yusuf berpesan kepada para pengurus dan santri PPDA kota Metro untuk tidak menghilangkan ataupun memudarkan kultur yang ada pada pondok pesantren yaitu kultur keagamaannya.

"Ini luar biasa hasil dari pesantren. Satu hal jangan lupa jangan tinggalkan kultur pesantren boleh menyabang ke yang lain tetapi tetap utamakan ilmu agama," singkatnya.