Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mengapresiasi perusahaan teknologi augmented reality asal Indonesia WIR Group yang masuk daftar “Metaverse Companies to Watch in 2022” versi majalah bisnis internasional Forbes GE.
Kominfo bangga perusahaan teknologi Indonesia masuk Majalah Forbes
Sektor digital dan teknologi-kreatif ini penting dalam pembentukan metaverse, di mana Indonesia membuka kesempatan bagi investor mancanegara untuk membangun berbagai ‘pabrik’ komponen metaverse di negara ini, ucap Bahlil
Daftar tersebut berisi perusahaan teknologi terkemuka dunia seperti Apple, Microsoft, hingga Facebook yang barus saja mengganti namanya menjadi Meta.
"Kami bangga bahwa WIR sebagai perusahaan Indonesia mendapatkan pengakuan internasional ini, dan kami juga terus berkoordinasi dengan mereka untuk saling memutakhirkan perihal perkembangannya dari sisi inovasi dan juga tentunya dari sisi regulasi”, ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam siaran pers, dikutip Kamis.
WIR Group, dalam siaran pers, disebut sebagai perusahaan terkemuka dan pemimpin pasar dalam teknologi digital reality (artificial intelligence, augmented reality dan virtual reality) di Asia Tenggara.
WIR yang merupakan singkatan dari We Indonesians Rock, Rise and Rule, telah berdiri lebih dari 10 tahun dan memproduksi programming dan inovasi teknologi augmented reality ke lebih dari 20 negara, dengan bimbingan dari Kementerian Kominfo serta kemitraan dengan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Semesta digital “metaverse” merupakan semesta kolaboratif yang menggabungkan interaksi manusia dengan avatar serta berbagai produk dan layanan antara dunia nyata dengan dunia digital tanpa batas di mana semua bisa berlangsung secara simultan dan paralel.
Konsep “metaverse” awalnya merupakan konsep fiksi ilmiah yang seiring berkembangnya teknologi dan konektivitas menjadi kenyataan yang terus bertambah dan semakin riil.
Johnny menilai meskipun "metaverse" merupakan semesta baru, tetapi akan mempengaruhi hajat hidup masyarakat, serta menggunakan sumber daya, konektivitas, dan semua elemen informatika di Indonesia.
Dia mengatakan bahwa koordinasi dengan kementerian maupun lembaga lain mutlak dilakukan, mengingat interaksi antar manusia melalui avatar yang terjadi di "metaverse" juga akan memerlukan instansi dan lembaga lain yang saat ini dijalankan pemerintah.
Sebagai perusahaan Indonesia yang telah memiliki 5 paten global dalam augmented reality dan terdaftar di nasional maupun PCT yang mencakup 153 negara, WIR telah diminta berpartisipasi oleh Kementerian Investasi/BKPM untuk mewakili Indonesia di ajang dunia, antara lain di side event World Economic Forum di Davos tahun 2019 dan 2020.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya membawa WIR ke forum internasional untuk membuka mata dunia bahwa potensi Indonesia bukan hanya di sektor perkebunan, pertambangan, pariwisata, dan manufakturing, tetapi juga di sektor digital dan teknologi kreatif.
"Sektor digital dan teknologi-kreatif ini penting dalam pembentukan metaverse, di mana Indonesia membuka kesempatan bagi investor mancanegara untuk membangun berbagai ‘pabrik’ komponen metaverse di negara ini,” ucap Bahlil.
“Metaverse” bukan hal yang sangat baru untuk masyarakat Indonesia, tetapi belum lama ini digaungkan kembali oleh pendiri Facebook Mark Zuckerberg dalam pidatonya saat mengubah nama perusahaannya menjadi “Meta”.
Dengan meningkatnya interaksi manusia secara global di ranah digital, kolaborasi individu hadir untuk menciptakan semesta baru dengan aturan-aturan baru, dan dengan menggunakan berbagai teknologi seperti augmented reality dan virtual reality.
“Dunia metaverse ini tidak terbatas, namun untuk menavigasi serta berinteraksi di dunia ini diperlukan cara-cara khusus. Kami turut serta membangun metaverse dengan keahlian kami dalam pengembangan augmented reality terkini yang bisa menjawab kebutuhan metaverse masa depan”, ujar CEO dari WIR Group Michael Budi.
Menurutnya, WIR Group sangat beruntung bisa berkembang dengan bimbingan dari dua Kementerian di Indonesia, yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Investasi, sehingga selalu dapat menciptakan inovasi baru yang relevan dan selaras dengan visi dan tujuan negara.