Bandarlampung (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan dukungan atas rencana megaproyek Bakauheni Harbour City yang ditargetkan menjadi destinasi pariwisata unggulan di Sumatera.
Proyek Kawasan Wisata Terpadu ini akan dibangun PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bersama Hutama Karya, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) serta Pemerintah Provinsi Lampung.
“Saya mendukung penuh rencana pembangunan dan pengembangan megaproyek Bakauheni Harbour City. Pada prinsipnya kami mendukung pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata terpadu Bakauheni ini. Destinasi ini sebagai alternatif pariwisata yang in line dengan lokasi Greater Jakarta, Banten dan Puncak, Jawa Barat. Nantinya, masyarakat memiliki banyak pilihan lokasi untuk berlibur yang menarik dengan keunikannya masing-masing,” kata Sandiaga Uno, melalui keterangan pers yang diterima di Bandarlampung, Jumat.
Berdasarkan data statistik wisatawan nusantara, pada 2010-2019 pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Lampung rata-rata mencapai 21,6 persen (wisatawan nusantara/wisnus) dan 21,5 persen wisatawan mancanegara (wisman) dengan proporsi wisnus sebesar 98 persen dari total seluruh wisatawan.
Lampung menempati urutan ke-11 dengan tujuan wisnus 2,4 persen dari total perjalanan wisnus di Indonesia. Adapun asal wisatawan yang berkunjung ke Lampung, berasal dari Palembang 46 persen, Jabodetabek 24 persen dan dari Bandung 16 persen. Hal ini menjadi indikasi Lampung memiliki daya tarik bagi wisatawan nusantara.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan, ASDP memiliki 3 peran dalam pengembangan sektor pariwisata. Pertama, sebagai pioneer atau perintis dalam pengembangan wilayah baru dengan membuka lintasan yang mendukung pergerakan masyarakat dan lalu lintas barang. Kedua, sebagai enabler dimana ASDP berperan menyediakan layanan reguler untuk aktivitas sehari-hari.
“Dan ketiga, sebagai active player dimana ASDP berkontribusi terhadap pengembangan pariwisata dengan menyediakan konektivitas dan amenities,” katanya pula.
Ira menjelaskan, jika melihat data penyeberangan ASDP, dari total 49 juta yang dilayani di seluruh Indonesia, lintasan Merak-Bakauheni sendiri berkontribusi sebesar 42,2 persen atau sekitar 20,7 juta penumpang yang menyeberangi Jawa-Sumatera setiap tahunnya.
“Sehingga, ada potensi yang sangat besar di sini, utamanya dalam pengembangan sektor pariwisata,” kata Ira.
Dia menambahkan, Bakauheni dikelilingi ragam objek wisata mulai dari sejarah, alam dan pariwisata minat khusus. Di sini juga ada Menara Siger yang menjadi salah satu zona pariwisata utama di Lampung yang fokus pada budaya dan pendidikan. Adapun pengembangan di Menara Siger ini akan terintegrasi dengan masjid yang ditargetkan mulai dibangun tahun 2021.
“Dengan hadirnya Bakauheni Harbour City ini, kami targetkan kawasan Bakauheni dapat menjadi destinasi pariwisata berskala internasional. Bakauheni bukan hanya sebagai pelabuhan penyeberangan, tetapi juga menjadi lokasi wisata baru dan menjadi favorit wisatawan nusantara (wisnus) maupun mancanegara (wisman),” katanya lagi.
Selain itu, Bakauheni Harbour City juga akan menjadi Creative Hub dengan konsep kekinian di wilayah Lampung yang menyediakan tempat bagi komunitas-komunitas kreatif, sekaligus menjadi inkubator bisnis industri kreatif. Kemenparekraf juga meyakini banyak anak-anak muda dengan karya kreativitas tinggi di wilayah Bakauheni dan sekitarnya yang berpotensi untuk dikembangkan.
Kawasan pariwisata terpadu Bakauheni yang dibangun di atas lahan dengan luas total 214 hektare ini akan menjadi kawasan pariwisata tepi laut terbesar dan berkelas dunia yang berada di Sumatera. Di kawasan ini akan dibangun Taman Budaya Menara Siger, Intermoda Terminal, Marina Village, Bakauheni Harbour Park dan Mangrove Forest yang dilengkapi dengan fasilitas hotel berbintang, vila, dan taman bermain.
Taman Budaya Siger seluas 3,8 hektare sebagai area budaya yang terintegrasi dengan Masjid Bakauheni berkapasitas 2.600 jemaah. Di lokasi ini akan dibangun masjid, museum kontemporer, restoran, sky bridge, toko suvenir, dan fasilitas parkir yang besar.
Para wisatawan yang datang ke Menara Siger dapat menikmati panorama alam yang sangat indah, karena sebagai ikon Lampung Selatan, menara ini berada di lokasi strategis yang dikelilingi laut dan perbukitan.
Dukungan Pemerintah terhadap megaproyek ini juga cukup besar, di antaranya dari Pemprov Lampung, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian PUPR.
Baca juga: Pembangunan proyek Harbour City di Bakauheni ditargetkan dimulai tahun ini
Baca juga: Lampung segera kembangkan kawasan wisata terintegrasi ke pelabuhan