Bandarlampung (ANTARA) - Andri Saprianto, salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bandarlampung mengembangkan usaha batik tulis khas Lampung.
Andri mengaku mulai menggeluti usaha batik tulis buatannya sejak akhir tahun 2016.
Ia mengungkapkan sebelumnya pernah mengikuti pelatihan mendesain batik tulis yang diadakan oleh Dinas Perindustrian Provinsi Lampung.
Saat itu Andri mengikuti pelatihan mendesain batik tulis selama tiga hari, setelah mengikuti pelatihan ia direkrut oleh pengusaha batik yang sudah besar di Lampung sebagai pendesain batik.
Menurutnya, saat ditemui di Kemiling, Bandarlampung awal pekan ini, selama bekerja kurang lebih satu bulan ia menciptakan berbagai gambar yang nantinya dijadikan sebagai motif batik tulis, tetapi sebelum gambar tersebut akan diaplikasikan menjadi batik harus meminta persetujuan dulu ke atasannya dan proses tersebut terbilang lama. Maka dari itu Andri pun memutuskan untuk membangun usaha batik tulisnya sendiri.
Dari pemikiran itu, ia mulai mencari-cari info tentang bagaimana cara memulai usaha batik tulis dan peralatan apa saja yang dibutuhkan. Kemudian ia juga mengajukan pinjaman kredit usaha rakyat di bank sebagai modal awal.
Untuk modal awal mengajukan pinjaman ke bank sebanyak Rp10 juta, dari modal tersebut sampai sekarang perkembangannya lumayan.
Andri menjelaskan awal memulai usaha batik tulis ini semua pekerjaan dilakukan oleh dirinya dan istri karena saat itu merasa belum sanggup untuk memperkerjakan orang.
Ia pun sempat merasa kesulitan dalam menentukan target pasar karena menurutnya dengan kisaran harga Rp300 ribu keatas ia tidak bisa memasarkan batik tulis ini ke semua kalangan.
Andri pertama kali menjual batik tulisnya ke Dinas Perindustrian Provinsi Lampung dan ternyata produk batik tulisnya mendapat respon yang positif, sejak saat itu Andri menargetkan orang-orang dinas dan kalangan menengah ke atas sebagai target pasarnya.
Saat pertama kali produksi, Andri hanya memproduksi 20 lembar kain batik tulis, harga yang ditawarkan pun beragam tergantung dengan tingkat kesulitan dalam pembuatannya serta jenis bahan yang digunakan, harga batik tulis mulai dari Rp300 ribu sampai Rp 1,2 juta per lembarnya. Dan kain yang digunakan yakni bahan yang berkualitas seperti katun, katun jepang dan sutra.
Selain itu dalam proses membuat batik tulis, Andri masih menggunakan metode tradisional mulai dari proses pembuatan desain motif, proses pembatikan sampai pewarnaan semuanya dilakukan secara tradisional.
Motif batik yang ia buat pun merupakan motif hasil bumi khas Lampung seperti kopi, lada, cokelat dan pisang muli.
Selama lima tahun menjalani usaha batik tulis ini, Andri mengaku perkembangan usahanya cukup pesat dilihat dari jumlah tenaga kerja yang ia pekerjakan, yang tadinya usaha ini hanya dilakukan oleh ia dan istrinya sekarang sudah memiliki tenaga kerja total sekitar 26 orang untuk pengrajin batiknya yang semuanya merupakan warga sekitar tempat ia tinggal, lalu dari kapasitas produksinya yang dalam sehari bisa memproduksi sekitar 15 sampai 20 kain batik tulis, belum lagi pesanan berskala besar dari instansi-instansi serta jumlah konsumen loyal yang menurutnya lumayan.
Ia juga menjelaskan alasan memilih batik tulis agar bisa memperdayakan masyarakat sekitar dan juga bisa menambah keahlian serta pendapatan, ketimbang batik dengan metode cetak yang menurutnya tidak ada pemberdayaannya.
Omzet pertama yang Andri dapat dari industri batik tulis ini sekitar Rp500 ribu, sekarang sudah mencapai sekitar Rp60 juta per bulannya.
Hal ini bukan serta merta sebuah keberuntungan, karena sebelum memasarkan produk batik tulisnya, Andri telah melakukan riset pasar.
Sebelum menjual produk, ia juga harus tahu pasaran pesaing, karena pengrajin batik tulis di Bandarlampung bukan cuma dirinya, sehingga tidak akan masuk di target pasar pesaingnya.
Sehingga ia harus menciptakan pasarnya sendiri dengan cara menciptakan produk serta cara pemasaran yang berbeda dari pesaing agar konsumen tertarik membeli produk batik tulisnya.
Menurutnya, yang menjadi ciri khas dari batik tulis yang dibuatnya adalah menciptakan kain batik dimana dikain tersebut hanya ada satu motif.
Diawal masa pandemi COVID-19 Andri mengaku masih memproduksi kain batik tulis dan masih menerima pesanan dari konsumen, saat kebiasaan baru (new normal) ditetapkan oleh pemerintah omzet yang didapat meningkat bahkan melebihi omzet normalnya.
Menurutnya hal ini terjadi karena dimasa pandemi COVID-19 ini pengeluaran orang-orang terbilang sedikit karena diharuskan untuk tetap tinggal di rumah, maka dari itu mereka lebih memilih untuk berbelanja kain batik tulisnya.
Sementara untuk menjaga kualitas produknya, Andri tetap menjaga konsep satu kain satu motifnya, selain itu juga mengontrol sendiri kinerja karyawannya mulai dari pembuatan gambar sampai pengaplikasiannya di kain.
Ia juga berharap ke depannya agar usahanya ini bisa menjadi sentra batik. Apalagi di daerahnya banyak pengrajin batik, jadi jika ada wisatawan yang ingin belanja batik bisa berkujung ke sina.
Usaha batik tulis Andri juga pernah mendapat penghargaan Sidhakarya dari Kementrian Ketenagakerjaan, penghargaan ini berhasil diraih lantaran tingkat produktivitas usahanya yang cukup tinggi.
“Penghargaan ini saya raih karena produktivitas usaha ini dari awal berdiri sampai sekarang meningkat, jadi mereka menilai jumlah produksi dan jumlah penjualannya,” katanya.
Andri mengaku usahanya ini mendapat bantuan dari pemerintah provinsi baik itu dalam bentuk pemasaran atau bantuan dana, dan ia berharap agar pemerintah kota lebih memperhatikan potensi yang ada di Kota Bandarlampung terutama dalam bidang kerajinan batik.
Dalam memasarkan produk batik tulisnya Andri menggunakan sosial media yaitu instagram, alasan menggunakan instagram dalam memasarkan produknya karena menurut dirinya ketimbang facebook yang penggunanya berasal dari semua kalangan, pengguna instagram merupakan kalangan menengah ke atas yang mana hal ini sesuai dengan target pasarnya.
Andri memasarkan batik tulisnya di instagram dengan nama akun @deandrabatiklampung dan bagi wisawatawan yang ingin melihat langsung proses pembuatan batik ini bisa mengunjungi lokasinya di Jalan Garuda, Nomor 3, Kelurahan Pinang Jaya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung.