Karya seni Not Khatulistiwa menarik ribuan pengunjung

id pameran seni

Karya seni Not Khatulistiwa menarik ribuan pengunjung

Land Art "Not Khatulistiwa" karya perupa Iwan Yusuf, yang dipamerkan di persawahan Desa Huntu Selatan Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. (Debby Mano)

Gorontalo (ANTARA) - Karya seorang perupa, Iwan Yusuf berjudul Not Khatulistiwa yang dipamerkan di Desa Huntu Selatan Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu, menarik minat ribuan pengujung.

Dengan mengambil tema pameran tunggal "Menghadap Bumi", Iwan Yusuf menata padi dengan bentuk not balok (outside note) di persawahan yang dilalui Garis Khatulistiwa.

Sawah itu milik Martin Ali, warga setempat yang sukarela lahannya seluas 1.500 persegi menjadi lokasi pameran.

Pengunjung dapat menikmati "land art" tersebut dari bangunan bambu setinggi tiga lantai, hanya dengan membayar lima ribu rupiah per orang.

"Kami ke sini karena penasaran dengan unggahan di medsos yang viral. Ternyata karyanya menarik, unik dan beda. Tidak menyangka juga ternyata harus antri untuk bisa foto-foto di atas," ungkap salah seorang pengunjung, Ririn Hasan.

Pameran yang digelar sejak 27 Desember 2019 itu ditutup pada Minggu 19 Januari 2020.

"Kami juga tidak menyangka antusias warga akan tinggi seperti ini. Setiap hari ramai dan puncaknya pada akhir pekan," kata Ketua Panitia, Awaludin.

Karya Not Khatulistiwa sebagai kelanjutan atas jejak karya" Land Art dan Site Spesific yang pernah dibuat Iwan Yusuf sebelumnya diantaranya "Bayi Angsa" di Gunung Banyak, "Urat Nadi" Sumber Air Gemulo, dan "Lahilote" di atas permukaan danau Limboto.

Menghadap bumi menjadi tema yang juga dianggapnya sebagai "titik nol" kembali ke dasar.

Menghadap bumi juga merupakan keyakinan kuat untuk pentingnya menengok dan menandai hal-hal untuk menjadi ide dasar karya atau peristiwa, yang letaknya jauh dari hiruk pikuk kantong-kantong seni yang mapan.

Selain tema-tema terakhirnya tentang ikon daerah pesisir Iwan Yusuf juga mulai tertarik dengan ide-ide seputar daerah agraris, sebagai proses pencahariannya atas makna hubungan yang erat antara Tanah dan Air.

Pameran itu digagas komunitas perupa Tupalo Gorontalo dan penduduk setempat, yang menyelenggarakan pameran seni rupa pasca panen padi Maa Ledungga.

Hasil penjualan tiket didonasikan untuk kegiatan-kegiatan seni di desa tersebut.