Taipeh (ANTARA) - Amerika Serikat prihatin dengan upaya China untuk mempengaruhi pemilihan presiden mendatang di Taiwan, kata seorang pejabat senior AS di Taiwan pada Jumat.
Sementara itu China meningkatkan tekanan atas pulau berpemerintahan sendiri itu menjelang pemungutan suara pada Januari.
Brent Christensen, Duta Besar de fakto AS untuk Taiwan, mengatakan kepada wartawan Taipeh, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat, upaya China menjadi keprihatinan buat Amerika Serikat.
Taiwan telah mencela China karena berusaha mencampuri proses demokrasinya sebelum pemilihan umum 11 Januari untuk memilih presiden dan anggota dewan legislatif, termasuk mengirim grup kapal induk untuk berlayar melalui Selat Taiwan pada Ahad.
Menteri pertahanan China, Senin (18/11), mengatakan bahwa penyelesaian "masalah Taiwan" merupakan kepentingan nasional terbesar China, dan tidak ada kekuatan yang dapat mencegah "reunifikasi" China.
Langkah pemisahan akan menemui kegagalan, kata Menteri Pertahanan Wei Fenghe saat pembukaan Forum Xiangshan di Beijing. Forum itu dirancang China sebagai tanggapan terhadap forum keamanan Shangri-La Dialogue di Singapura.
Ketegangan antara China dan Taiwan meningkat menjelang pemilihan presiden di Taiwan pada Januari. Taiwan merupakan masalah wilayah paling sensitif buat China.
China menganggap Taiwan sebagai wilayahnya, yang memisahkan diri dan akan ditempatkan di bawah pemerintahan Beijing, jika perlu dengan kekerasan. Sikap China itu merupakan pesan yang kembali ditegaskan oleh Presiden Xi Jinping awal tahun ini.
Pasukan Nasionalis yang menelan kekalahan kabur ke Taiwan pada 1949 pada akhir perang saudara dengan Komunis. Republik Rakyat China tidak pernah memerintah Taiwan, yang rakyatnya tak sudi dipimpin oleh Beijing --yang otokratis.
Sumber: Reuters