Jakarta (ANTARA) - Twitter adalah dunia baru yang penuh tantangan dan kejutan bagi diplomasi. Sebuah dunia yang coba dirangkul oleh para pemimpin di seluruh penjuru dunia, baik dengan senang hati maupun terpaksa.
Sekalipun banyak pemimpin dunia telah memiliki akun Twitter terverifikasi untuk memublikasikan berbagai acara, foto, dan kampanye kebijakannya, tidak banyak dari mereka yang telah bergerak selangkah lebih maju dengan melakukan diplomasi dalam 280 karakter.
Nama-nama besar dalam dunia politik itu tidak hanya berbagi keyakinan atau kebijakan mereka di panggung dunia, tetapi kadang-kadang juga memamerkan kekuatan mereka, memicu konflik, dan menjadi biang keladi atas beberapa kontroversi di kalangan diplomatik. Misalnya, cuitan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang sengketa perdagangan AS-Cina.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Statista.com menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2019 ada delapan akun Twitter pemimpin dunia yang paling banyak diikuti, yaitu @RealDonaldTrump (akun pribadi Presiden AS), @Pontifex (akun Paus Fransiskus / Vatikan), @NarendraModi (akun pribadi PM India), @PMOIndia (akun institusional PM India), @POTUS (akun institusional Presiden AS), @WhiteHouse (akun Kepresidenan AS), @RTerdogan (akun PM Turki), @Jokowi (akun Presiden Indonesia), @QueenRania (akun Ratu Jordan), dan @imrankhanpti (akun PM Pakistan).
Sejak terpilih sebagai Presiden Indonesia pada tahun 2014, Joko Widodo dikenal sebagai pengguna Twitter aktif. Akun @jokowi miliknya yang diikuti oleh lebih dari 12,4 juta orang telah mendistribusikan sekitar 2,108 cuitan sejak diluncurkan pada bulan September 2011.
Pada masa lalu Presiden Joko Widodo tampaknya memiliki tim yang menjalankan akunnya sehingga setiap kali ia mengirim cuitan secara pribadi, ia menambahkan tanda tangannya, jkw, diakhir cuitan agar pengikutnya mengetahui bahwa itu cuitan langsung darinya. Akan tetapi, baru-baru ini tampaknya semua cuitan adalah miliknya meskipun tidak ada tanda tangan untuk itu.
Presiden Jokowi, begitu ia akrab dipanggil, mencuit beragam topik, mulai dari kebijakan ekonomi hingga politik dan kecintaannya pada cucunya yang menggemaskan, Jan Ethes.
Pemerintahan Presiden Jokowi acap kali identik dengan kebijakan yang fokus pada isu-isu dalam negeri, yang sempat memicu pertanyaan atas komitmennya pada politik luar negeri Indonesia, namun ternyata Presiden Joko Widodo mengabadikan beberapa langkah diplomatiknya di akun Twitter-nya.
Penelitian yang dilakukan oleh Paramadina Public Policy Institute/PPPI dan Departemen Riset dan Pengembangan Data Informasi Perusahaan Perum LKBN ANTARA ini mengamati bagaimana akun Twitter pribadi Presiden Republik Indonesia, @jokowi, memotret kebijakan diplomasi luar negerinya, terutama terkait dengan hubungan bilateral, dengan menganalisis seberapa sering ia menyebut negara asing tertentu dalam cuitannya. Analisis dilakukan dengan mengumpulkan cuitan @jokowi di Twitter antara 20 Juni 2015 hingga 30 Oktober 2019
.
Dengan menggunakan alat analisis jaringan percakapan media sosial NodeXL, penelitian ini mengumpulkan seluruh cuitan dan menganalisis negara-negara yang paling banyak disebutkan dalam cuitannya.
Analisis @jokowi menunjukkan bahwa ada 20 negara yang paling banyak disebut dalam cuitannya. Lima besar negara itu adalah Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Jepang.
Tiga dari lima negara itu berlokasi di Asia, yang dapat menggambarkan fokus diplomasi luar negeri presiden. Sisanya adalah Amerika Serikat, salah satu pemegang hak veto Dewan Keamanan PBB dan Arab Saudi, salah satu negara paling penting di dunia Muslim.
Singapura dan Malaysia, dua negara yang paling sering disebut dalam @jokowi, adalah negara tetangga dan sekutu terdekat Indonesia. Bersama Indonesia, kedua negara itu tergabung dalam Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan memiliki akar budaya yang hampir sama di sejumlah wilayahnya.
Singapura adalah salah satu investor terbesar Indonesia sehingga tidak mengherankan jika Presiden Joko Widodo yang dikenal dengan ambisinya meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara sahabat, paling sering menyebut Singapura dalam cuitannya. Itu pasti bukan tidak tanpa alasan.
Sementara itu, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia dapat ditelusuri kembali ke lebih dari 60 tahun yang lalu. Meskipun ada beberapa batu sandungan di sana-sini, sering tentang perbatasan dan perselisihan budaya, kedua negara mempertahankan hubungan yang baik dalam segala situasi sebagai negara tetangga.
Dalam cuitannya tentang negara-negara itu, Presiden menunjukkan kepada para pengikutnya hubungan dekatnya dengan para pemimpin kedua negara itu. Ia sering berbagi pertemuan bermanfaat atau momen intim dengan rekannya Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, baik dalam pertemuan bilateral maupun pertemuan multilateral seperti pertemuan puncak para pemimpin tahunan ASEAN. Sebagai contoh, suatu kali dia berbagi pengalamannya berkendara menggunakan mobil pribadi Perdana Menteri Mahathir, sebuah Proton Persona berkelir merah. Lain waktu @jokowi berbagi bagaimana Perdana Menteri Lee memamerkan koleksi anggrek hibrida yang indah di istananya.
Namun, Presiden jarang menguraikan agenda atau pandangannya tentang topik-topik tertentu yang dibahas dalam pertemuan di @jokowi. Kata-kata yang digunakan Presiden untuk menunjukkan kebijakan bilateralnya dengan Singapura adalah "kerja sama ekonomi", "peluang kerja", "taman industri", dan "start-up". Sementara itu kata-kata yang sering digunakan Presiden dalam cuitannya yang terkait dengan Malaysia adalah "perbatasan", "kerja sama", dan "demokrasi".
Hanya dua kali ia mencuitkan agenda pertemuan yang paling penting dengan para pemimpin Singapura, yaitu pada tanggal 8 Oktober 2019. Ia menyebutkan tentang Wilayah Informasi Penerbangan (FIR) dan komitmen kedua negara untuk meningkatkan kerja sama di Taman Industri Kendal di Provinsi Jawa Tengah dan Taman Digital Nongsa di Batam.
Cuitan @jokowi yang paling menonjol terkait dengan Malaysia adalah ketika ia menyampaikan rasa terima kasihnya atas pembebasan Siti Aisyah, seorang wanita Indonesia yang diadili karena membunuh saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Nam, yang pernah dilihat sebagai pewaris dari kepemimpinan Korea Utara.
Meskipun Presiden Jokowi berbagi sedikit kebijakan diplomatik bilateralnya dengan kedua negara itu, cuitannya yang paling banyak di re-tweet atau dibagikan oleh pengikutnya tentang Singapura justru sama sekali tidak terkait dengan hubungan diplomatik. Dalam cuitan 11 November 2018 itu ia menceritakan pengalamannya berburu makanan Indonesia di Singapura. Ia menggoda putra bungsunya tentang bagaimana ia tidak dapat menemukan “Sang Pisang, gerai makanan penutup yang dimiliki oleh putra bungsunya, di Singapura. Lebih dari 23.000 orang membagikan cuitan tersebut. Banyak yang mengaitkannya pada akun Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden.
Sementara itu, cuitannya terkait Malaysia yang paling banyak dibagikan dan memperoleh tanda liked adalah cuitan yang menceritakan kunjungan Menteri Olahraga Malaysia yang berusia 25 tahun ke Stadion Olahraga Jakabaring di Palembang, Provinsi Sumatra Selatan.
Negara ketiga yang paling sering disebut dalam cuitan Presiden Joko Widodo adalah Amerika Serikat (AS). Indonesia memiliki sejarah panjang hubungan yang baik dengan AS. Presiden Joko Widodo bahkan secara khusus mengucapkan selamat atas kemenangan Presiden Donald Trump dalam Pemilu 2016 melalui Twitter pada tanggal 22 Januari 2016.
Kata-kata yang digunakan Presiden dalam cuitannya yang berhubungan dengan AS adalah "investasi", "kemitraan dagang", dan "perdamaian dan keamanan". Meskipun Presiden menyebutkan tentang perlunya meningkatkan hubungan perdagangan antara dua negara di tengah perang perdagangan AS-Cina, perdamaian dan keamanan di kawasan dan demokrasi dalam cuitannya tentang AS, cuitan yang paling banyak dibagikan justru tidak secara langsung berkaitan dengan hubungan bilateral Indonesia-AS.
Cuitannya yang paling banyak dibagikan, yaitu sebanyak 35.591 kali, tentang AS sebenarnya adalah kritik terhadap kebijakan AS tentang Palestina. Kemerdekaan Palestina selalu menjadi prioritas utama kebijakan luar negeri Indonesia siapa pun presidennya.
Ketika pemerintahan Presiden Trump memutuskan untuk memindahkan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, hal itu menyebabkan kecaman meluas di masyarakat internasional dan Presiden Joko Widodo menggunakan Twitter untuk menggarisbawahi sikapnya terkait dengan masalah tersebut. Hal yang disambut luas oleh para pengikutnya.
Selain kritiknya terhadap kebijakan AS, cuitan lain yang paling disukai (liked) yang menyebutkan AS adalah tentang peluncuran SpaceX Falcon 9 dari Cape Canaveral Florida. Roket itu membawa satelit keenam Indonesia yang memiliki kapasitas terbesar hingga saat ini—satelit Nusantara Satu—yang diproyeksikan membantu menjembatani kesenjangan digital Indonesia dan meningkatkan aktivitas ekonomi di luar Jawa.
Negara keempat yang sering disebut dalam cuitan @jokowi adalah Arab Saudi. Arab Saudi adalah salah satu mitra ekonomi utama Indonesia. Kedua negara juga memiliki keprihatinan yang sama tentang beberapa masalah dalam komunitas Muslim, seperti Palestina, perang Suriah, dan terorisme radikal. Indonesia juga merupakan negara dengan kuota haji terbesar.
Kicauannya tentang negara Timur Tengah itu didominasi oleh peristiwa selama kunjungan Raja Salman bin Abdul Aziz ke Istana Bogor, Indonesia dan kunjungan Presiden Jokowi ke Arab Saudi. Ia memuji sambutan hangat dari timpalannya itu.
Suatu kali dia juga berbagi keprihatinannya tentang hubungan antara Arab Saudi dan Iran yang memburuk. Jokowi mengatakan bahwa dia menugasi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.
Cuitannya tentang Arab Saudi yang paling disukai adalah ketika ia menghargai sambutan hangat dari Raja Salman selama kunjungannya ke negara itu. Presiden membawa serta istri dan kedua putranya dalam kunjungan tersebut pada bulan April 2019.
Negara kelima yang sering disebut @jokowi adalah Jepang. Jepang secara tradisional memiliki hubungan baik dengan Indonesia, baik dalam segi politik dan ekonomi walaupun kedua negara memiliki sejarah kelam selama Perang Dunia II.
Jepang adalah salah satu investor utama Indonesia di sektor manufaktur. Selain dari demonstrasi besar pada tahun 1970-an untuk memprotes kunjungan Perdana Menteri Jepang Tanaka Kakuei saat itu, hubungan kedua negara dapat disimpulkan sebagai tenang dan stabil.
Tentang Jepang, @jokowi juga berbagi pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Shinzo Abe dalam beberapa kesempatan. Dia juga secara khusus menyampaikan penghargaan tertinggi atas kontribusi Kaisar Akhihito menjelang pengumuman pengunduran diri kaisar. Sisa dari cuitannya adalah tentang peristiwa dalam kejuaraan bulu tangkis dan sepak bola yang melibatkan Jepang dan Indonesia. Presiden menunjukkan dukungannya untuk atlet Indonesia.
Cuitannya yang paling disukai terkait dengan Jepang adalah ketika dia mengucapkan selamat kepada Anthony Sinisuka Ginting untuk kemenangannya di China Open 2018 setelah mengalahkan atlet Jepang Kento Momota. Anthony Ginting sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Cuitan itu tidak terkait langsung dengan hubungan bilateral kedua negara.
Meskipun @jokowi menyebut sejumlah negara dalam cuitannya tetapi sebagian isi dari cuitan itu tidak terkait langsung dengan kebijakan luar negeri. Misalnya, berisi dukungan Presiden kepada atlet Indonesia yang berlaga di luar negeri, pertemuannya dengan masyarakat Indonesia di luar negeri atau kegiatan warga/pemerintah Indonesia di luar negeri.
Dalam hal hubungan bilateral, cuitan @jokowi juga lebih didominasi oleh program atau agendanya selama kunjungannya ke luar negeri. Presiden jarang berbicara tentang pendapatnya atau pandangannya tentang masalah internasional, kecuali ketika dia secara langsung mengomentari isu Palestina dan perselisihan Arab Saudi-Iran.
Secara keseluruhan, Presiden Joko Widodo tampaknya belum mengoptimalkan Twitter sebagai salah satu saluran kebijakan luar negeri yang dapat membantu masyarakat memahami kebijakan luar negeri pemerintahnya. Ketika Twitter makin menjadi alat yang secara sempurna dapat menjangkau dan melibatkan negara lain dengan cara baru, tentunya ada kebutuhan bagi Presiden Joko Widodo dan timnya untuk memanfaatkannya guna mendorong hubungan bilateral Indonesia dan negara-negara sahabat, termasuk mungkin membangun kedekatan baik antarnegara, antarpemerintah, atau antarpemimpin.
*) Gusti Nur Cahya Aryani adalah Kepala Redaksi Internasional Perum LKBN ANTARA
**) Ika K. Idris adalah Direktur Riset Paramadina Public Policy Institute/PPPI
***) Dyah Sulistyorini adalah Manajer Riset dan Pengembangan Data Informasi Perusahaan, Perum LKBN ANTARA