Nadiem harus penuhi ekspektasi publik terkait pendidikan

id mendikbud,nadiem makarim

Nadiem harus penuhi ekspektasi publik terkait pendidikan

Pendiri dan CEO Gojek Nadiem Makarim melambaikan tangannya saat berjalan memasuki Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019). Nadiem dipercaya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww/pri.)

Bandarlampung (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Lampung Arizka Warganegara PhD menilai rekam jejak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di dunia pendidikan dirasa sangat minim sehingga ia harus dapat memenuhi ekspektasi publik terhadap kompleksitas persoalan dunia pendidikan di Tanah Air.

"Penunjukan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud menjadi agak tidak pas dalam konteks jika benar pendidikan tinggi kembali di bawah Kemendikbud. Persoalan dunia pendidikan ini kompleks dan perlu jam terbang. Seharusnya Pak Jokowi mendorong Nadiem menjadi menteri yang terkait dengan proyek digitalisasi dan big data bussiness based," kata pengajar muda di Fisip Unila tersebut, di Bandarlampung, Rabu.

Baca juga: Menteri KKP baru diharapkan mampu atasi kesulitan nelayan dapatkan BBM

Dengan ditunjuknya sebagai Mendikbud, Nadiem harus bisa memenuhi ekspektasi publik terhadap dunia pendidikan di Tanah Air.

Dia pun menyoroti, posisi menteri masih dominan wakil parpol ketimbang profesional. Namun, beberapa nama profesional ia anggap layak untuk menjabat sebagai menteri seperti Erick Thohir dan Wishnutama.

Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan alasan nama Kabinet Indonesia Maju

Arizka menilai dalam konteks struktur kementerian, integrasi satu kementerian dengan yang lain juga setidaknya diharapkan dalam membuat kementerian-kementerian tersebut bergerak melaju.

"Tapi juga saya rasa Pak Jokowi harus memberikan target terukur secara kuantitatif terhadap para menteri yang dipilih dan secara periodik dievaluasi, reshuffle kabinet ke depan jangan dianggap hal tabu, setidaknya dengan adanya reshuffle para menteri yang terpilih sekarang sudah dapat peringatan dini supaya bekerja secara maksimal," katanya.

Secara struktur juga, menurut dugaannya, terlihat masih minim fungsi, apalagi target 5 tahun ke depan memacu SDM, Menko PMK harus bisa menjadi katalisator yang baik bagi kementerian yang fokus ke soal SDM, jika tidak kompleksitas menyelesaikan persoalan SDM akan parsial dan tidak komprehensif.*

Baca juga: Ryamizard Ryacudu ucapkan selamat kepada Prabowo