"Kami membidik pasar Indonesia bagian timur ini untuk memberikan layanan jaringan hotel terdepan di Sulawesi yang memiliki banyak potensi wisata," kata Region Head OYO Graurav Prajapati di Makassar, Jumat.
Dia mengatakan wilayah timur Indonesia memiliki potensi wisata yang sebagian besar berada di pelosok atau pesisir yang masih minim sarana penginapan.
Karena itu, lanjut dia, sesuai prinsip OYO untuk hadir di mana saja baik perkotaan maupun wilayah yang masih sulit dijangkau karena keterbatasan infrastruktur secara bertahap akan hadir.
"Kami sudah menyediakan sarana di lokasi yang terpencil di Kupang, untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dengan membangun kemitraan hotel setempat," katanya.
OYO sejak beroperasi pada Juli 2019, sudah memiliki 50 mitra hotel di Sulawesi yang tersebar di Makassar, Palu dan Manado dengan 2000 kamar yang telah bergabung dengan jaringan OYO Hotels.
Sementara pada posisi per Juli 2019, tingkat okupansi hotel OYO di Makassar mencapai 65-70 persen dengan rata-rata pemesanan setiap satu menit dan sejak bergabung bersama OYO, rata-rata pendapatan hotel naik hampir dua kali lipat.
"OYO juga telah menciptakan lebih dari 10,000 peluang ekonomi langsung dan tidak langsung di Indonesia," ujarnya.
Khusus di Makassar, dalam kurun waktu sebulan sejak beroperasi saat ini telah ada 30 hotel yang bergabung dengan jaringan OYO di kota yang dikenal sebagai hub utama untuk Indonesia bagian Timur.
Melalui model bisnis full-stack berbasis teknologi, OYO berkomitmen untuk mentransformasi industri perhotelan di Makassar.
Gaurav mengatakan “OYO memiliki misi untuk mentransformasi hotel lokal menjadi akomodasi berkualitas dengan harga kompetitif, serta menjamin tingkat kepuasan pelanggan dengan menghadirkan pengalaman menginap yang berkualitas dan terstandarisasi.
Dia mengatakan, pihaknya membantu mitra pemilik hotel kecil dan menengah untuk mengelola propertinya dari hulu sampai hilir meliputi aspek teknologi, bisnis, dan transformasi properti, dengan kemampuan operasional terbaik, mulai dari sistem manajemen pendapatan, teknologi pemesanan, kontrol kualitas, jangkauan pemasaran, hingga AI (kecerdasan buatan) yang efisien.
"Ini sebagai langkah awal kami hadir di Sulawesi untuk selanjutnya mengembangkan lebih luas lagi merambah industri perhotelan di wilayah timur Indonesia,” katanya.
Menanggapi hal itu, pengelola OYO Hotel Grand Celino di Makassar Gita Nelwan mengatakan, bergabung dengan OYO karena sudah menjadi tuntan perkembangan teknologi digitalisasi di era industri 4.0.
"Semua nanti akan beralih ke sana, karena itu kami akan memutuskan lebih awal untuk bergabung dengan industri perhotelan berbasis daring (on line)," katanya.
