Jurnalis Lampung Antusias Ikuti Penghargaan Saidatul Fitriah

id AJI , Penghargaan ,Saidatul Fitria ,Kamaroedin

Pada tahun ini ada 71 judul atau karya jurnalistik dengan 11 tema dikirimkan ke panitia untuk diikutsertakan dalam Saidatul Fitriah Award 2014. Tahun sebelumnya kisaran 20 judul karya jurnalistik para wartawan di Lampung."
Bandarlampung, (ANTARA LAMPUNG) - Para jurnalis atau pewarta di Lampung antusias mengikuti lomba karya tulis Saidatul Fitriah yang digelar setiap tahun oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung, dan jumlah pesertanya tahun 2014  meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun lalu.
       
"Pada tahun ini ada 71 judul atau karya jurnalistik dengan 11 tema dikirimkan ke panitia untuk diikutsertakan dalam Saidatul Fitriah Award 2014. Tahun sebelumnya kisaran 20 judul karya jurnalistik para wartawan di Lampung," ujar Sekretaris AJI Bandarlampung Ridwan Hardiansyah, di Bandarlampung, Minggu.
        
Saidatul Fitriah adalah pewarta foto pers mahasiswa yang gugur saat menjalankan tugas dalam peliputan aksi demonstrasi mahasiswa di depan kampus Universitas Bandar Lampung pada 28 September 1999.
        
Aktivis pers mahasiwa Teknokra Universitas Lampung yang akrab dengan sapaan Atul itu, akhirnya tewas setelah terkena poporan senjata (diduga senjata anggota TNI) yang mengamankan jalannya unjuk rasa.
        
"Kami telah menyerahkan peraih Penghargaan Saidatul Fitriah dan Kamaroeddin pada Sabtu (6/9) malam. Tiga dewan juri, yakni HS Tisnanta, Budisantoso Budiman, dan Fadilasari  telah melakukan rapat terakhir yang memutuskan penerima penghargaan tersebut pada Kamis (4/9) setelah menilai karya jurnalistik para nominator dan para tokoh yang dinominasikan sebagai peraihnya," ujar Ketua AJI Bandarlampung Yoso Muliawan menambahkan.
        
Ketiga dewan juri itu menyampaikan hasil penilaian pada acara Malam Refleksi 20 Tahun AJI di Kafe Rumah Putih Bandarlampung.
        
"Tahun ini, kami memberikan kedua penghargaan tersebut untuk ketujuh kalinya yang dilaksanakan sejak tahun 2008," ujar Yoso lagi.
        
Penghargaan Saidatul Fitriah, demikian Yoso, diberikan kepada jurnalis dengan karya jurnalistik yang berdampak terhadap kehidupan demokrasi.
        
Adapun Kamaroeddin diberikan kepada orang atau lembaga nonjurnalis yang dinilai konsisten memperjuangkan kebebasan pers, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM).
        
"Masih sangat jarang penghargaan karya jurnalistik di Lampung. Saya mengapresiasi positif Saidatul Fitriah sehubungan penilaiannya antara lain berdasarkan berita atau tulisan yang dibuat para jurnalis dan mempunyai dampak atau memberi inspirasi bagi kehidupan. Penghargaan ini akan mendorong profesi jurnalis semakin dihargai dan menuntut jurnalis meningkatkan kapasitasnya untuk menghasilkan karya-karya jurnalistik yang baik," ujar Rudiansyah, salah satu pewarta muda di Lampung yang menjadi Ketua Pelaksana Malam Refleksi dan Penghargaan AJI Bandarlampung 2014 itu pula.