Bandarlampung (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Lampung mencatat total realisasi penyaluran dana bantuan sosial (bansos) pemerintah pusat ke Provinsi Lampung selama periode Januari 2020 sampai Oktober 2025 mencapai Rp22,96 triliun.
"Perkembangan belanja sosial APBN regional Lampung melalui penyaluran bantuan sosial selama Januari 2020 sampai Oktober 2025 mencapai Rp22,96 triliun. Yang terinci pada 2020 tersalur Rp4,59 triliun, 2021 Rp4,66 triliun, 2022 Rp4,51 triliun, 2023 Rp3,37 triliun, 2024 Rp3,08 triliun dan 2025 Rp2,72 triliun," ujar Kepala Kantor Wilayah DJPb Kemenkeu Lampung Purwadhi Adhiputranto di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan untuk program-program bantuan sosial yang telah tersalur tersebut adalah program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) atau BLT UMKM, Bantuan Sosial Tunai (BST), BST tahap awal yang disalurkan dalam bentuk sembako.
Kemudian Bantuan Subsidi Upah untuk guru honorer, bantuan kuota internet untuk pembelajaran jarak jauh, Program Keluarga Harapan, penyaluran BST melalui PT Pos Indonesia, penyaluran sembako melalui PT Pos Indonesia, Program Kartu Prakerja, bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan bantuan untuk anak yatim piatu.
"Realisasi penyaluran bantuan sosial untuk Kabupaten Lampung Timur sebesar 11,57 persen, Lampung Utara 10,76 persen, Lampung Timur 10,25 persen, Lampung Selatan 10,20 persen, Tanggamus 9,27 persen," ucap dia.
Ia melanjutkan untuk Kota Bandarlampung 8,45 persen, Kabupaten Tulang Bawang 7,65 persen, Lampung Barat 6,82 persen, Pesawaran 6,39 persen, Waykanan 5,33 persen, Pringsewu 4,72 persen, Tulang Bawang Barat 2,74 persen, Pesisir Barat 2,32 persen, Mesuji 2,24 persen dan Kota Metro 1,28 persen.
"Dengan adanya penyaluran bantuan sosial ini telah terlihat pula tingkat kemiskinan Lampung menurun dari September 2020 memiliki persentase 12,76 persen sedangkan di Maret 2025 turun menjadi 10 persen. Sedangkan tingkat kemiskinan ekstrem di 2023 sebesar 1,32 persen dan pada saat 2024 hanya tinggal 0,90 persen," tambahnya.
