Bandarlampung (ANTARA) - Tenaga Ahli Menteri Pertanian Hermansyah mengatakan bahwa rencana penerapan program smart farming di Provinsi Lampung dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) menjadi empat kali tanam dan panen dalam setahun.
"Pengembangan pertanian modern melalui smart farming ini memang sudah dipersiapkan dengan baik. Saat ini kami sedang menyiapkan sistem pendeteksi kondisi tanah dan air secara digital dari satelit untuk membantu saat masa tanam," ujar Tenaga Ahli Menteri Pertanian Hermansyah di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan, melalui penerapan teknologi pertanian modern tersebut, maka IP di Provinsi Lampung yang selama ini hanya 1,8 kali tanam bisa menjadi lebih optimal dari sebelumnya.
"Arahnya bisa meningkatkan indeks pertanaman di Lampung. Selama ini produksi hanya 7-8 ton per hektare, dengan smart farming target kami produksi bisa meningkat jadi 12 ton per hektare," katanya.
Untuk mewujudkan pertanian modern di Lampung, ia memastikan pemerintah telah menyiapkan alokasi pengadaan drone untuk membantu pemupukan, penyiraman dan pengaturan pengelolaan lahan pertanian.
"Kalau direncanakan alokasi pembelian drone melalui APBN Kementerian Pertanian untuk seluruh Indonesia itu ada 5 ribu unit sampai 2029. Tapi ada juga dari alokasi APBD dari daerah juga untuk smart farming ini," ucap dia.
Menurut dia, pemerintah telah mengalokasikan pembelian 200 unit drone untuk penerapan smart farming. Lampung dipastikan mendapatkan drone tersebut, salah satunya untuk pelaksanaan program pertanian modern di Lampung Selatan.
"Untuk penggunaan drone dalam mendukung penerapan pengelolaan lahan pertanian melalui skema pertanian modern tersebut bisa digunakan untuk 25 hektare lahan per hari," tambahnya.
Baca juga: Pemerintah siapkan lahan smart farming 1.335 hektare di Lampung Selatan
Baca juga: Lampung edukasi penerapan pertanian pintar naikkan produksi
Baca juga: Kementan: Metode "Smart Farming Low Cost" dapat dukung pertanian
