"Dengan memperhatikan makanan pendamping ASI terutama bagi anak usia 0-2 tahun, selain dapat memastikan asupan gizi juga diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, yang berguna dalam pencegahan stunting," ujar Maidawati Retnoningsih berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan maka masyarakat perlu diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah makanan yang bergizi, sehingga dapat meningkatkan asupan nutrisi anak yang ada di Provinsi Lampung.
"Maka bagi peserta yang ikut serta dalam bimbingan teknis pengolahan makanan pendamping ASI dapat menularkan keterampilan yang diajarkan secara luas, agar bisa mengedukasi masyarakat hingga yang ada di desa atau kelurahan masing-masing," katanya.
Dia menjelaskan pengetahuan tentang pengelolaan makanan pendamping ASI pun bisa dimanfaatkan serta diterapkan di posyandu sehingga gizi anak dapat terpenuhi.
"Dengan terpenuhinya kecukupan gizi anak, maka akan mendukung terbentuknya generasi emas di masa depan," ucap dia.
Menurut dia, permasalahan stunting menjadi hal yang penting sebab akan menurunkan kualitas sumber daya manusia bila tidak tertangani dengan baik.
"Berdasarkan data survei status gizi Indonesia capaian prevalensi stunting Lampung sebesar 15,2 persen di 2022 turun jadi 14,5 persen di 2023 dan ini cukup baik, oleh karena itu dibutuhkan kerja keras semua pihak untuk mewujudkan Lampung bebas stunting salah satunya melalui pemberian nutrisi seimbang pada anak," katanya.