Bandarlampung (ANTARA) - Perum LKBN Antara Biro Lampung memberikan pelatihan fotografi dan videografi jurnalistik bagi insan Kanwil DKJN Lampung-Bengkulu di Bandarlampung, Selasa.
Plt. Kepala Kanwil DKJN Lampung-Bengkulu Cuti Asih mengatakan keberadaan foto dan video cukup urgen dalam penyampaian informasi di era digital ini.
"Sering ada oknum yang memenggal bagian video sehingga yang disampaikan berubah, karena itu pelatihan bagi pegawai yang menangani bidang itu perlu ditingkatkan agar produk yang tersiar tak bisa lagi diotak atik jadi tak sesuai," kata dia didampingi kasi informasi Aisyah Nasution.
Asih menambahkan pihaknya ingin menyampaikan hasil kegiatan atau kerja ke publik sebagai bentuk dukungan pembangunan dengan benar sesuai fakta.
Kepala Biro Antara Lampung Satyagraha menambahkan Antara sebagai kantor berita memiliki tugas untuk mendiseminasikan berbagai berita atau informasi mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah.
"Selain 5W+1H antara juga menyiarkan berita baik tulis, foto dan video dengan 3E1N. Yaitu empowering atau memberdayakan, educating, enlightening dan nasionalism," kata dia.
Dalam kesempatan itu, jurnalis senior Triono Subagyo yang menjadi narasumber memberikan paparan mengenai teknik pengambilan foto dan video yang sesuai kaidah jurnalistik.
"Dalam pengambilan foto upayakan foto tersebut bercerita sendiri, meskipun harus dilengkapi keterangan atau caption," kata Yoyok, sapaan akrabnya.
Selain menjelaskan dasar-dasar fotografi, ia juga memberikan berbagai contoh foto yang laik siar, berkaca secara langsung dari web Antarafoto.
Pelatihan ini diikuti juga secara hybrid pegawai DJKN yang ada di Bengkulu.
Para peserta pun diajak mengaplikasikan pengetahuan yang didapat melalui hunting foto di seputaran kantor di Jalan Radin Intan Bandarlampung, serta membuat video singkat company profile.
Setelah itu, hasil foto dievaluasi bersama untuk mengetahui sejauh mana peserta sudah memahami teknik dasar fotografi.
Sementara itu, pada pelatihan video, menurut videografer Antara Biro Lampung, Rizky Gunawan, sebagian besar peserta sudah memenuhi kriteria untuk mengambil video dengan mengandalkan smart phone.
"Namun, masih ada bagian bangunan dan ruangan yang tak perlu diambil. Di sini perlu peran editor dalam menyunting video," kata dia.
