Jakarta (ANTARA) - Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa selalu konsisten dalam distribusi daging kurban dari tahun ke tahun dengan menggunakan pembungkus nonplastik, untuk menjaga kualitas daging kurban sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dari sampah yang sulit didaur ulang.
Ketua Tebar Hewan Kurban (THK) 2024 Bobby P. Manullang dalam rilis, Sabtu, menjelaskan bahwa dalam pendistribusian daging kurban ke rumah-rumah di pelosok, Dompet Dhuafa menggunakan daun pisang sebagai pembungkus.
"Kemasan makanan tradisional seperti daun pisang bukan hanya berfungsi melindungi isinya dari debu, tetapi juga memberikan manfaat tambahan dalam menjaga kebersihan dan kepraktisan," ujar Bobby.
Chiki Fawzi, seorang musisi yang aktif mendukung kegiatan kemanusiaan, juga berbagi pengalamannya saat ikut serta dalam distribusi hewan kurban di daerah pelosok.
"Penggunaan daun pisang sebagai pembungkus tidak hanya praktis, tetapi juga memberikan aroma khas pada daging, menambah kenikmatan ketika dimasak," ujarnya.
Untuk distribusi daging kurban yang akan dikirim ke luar negeri, Representatif of Indonesia for Hayat Yolu Dernegi, Muhammad Maik Jovial Dien menyatakan bahwa Dompet Dhuafa telah mengikuti standar Internasional dengan menggunakan kemasan kaleng.
"Penggunaan kaleng memastikan daging kurban tetap terjaga kualitasnya selama proses pengiriman dan penyimpanan, sesuai dengan standar Internasional yang berlaku," jelasnya.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Dompet Dhuafa untuk terus berinovasi dalam menjaga kualitas bantuan yang diberikan sekaligus peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Dengan menggunakan pembungkus nonplastik, Dompet Dhuafa berharap dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.
Berita kerja sama
Dompet Dhuafa pilih pembungkus nonplastik untuk bungkus daging kurban
Penggunaan daun pisang sebagai pembungkus tidak hanya praktis, tetapi juga memberikan aroma khas pada daging, menambah kenikmatan ketika dimasak