Arinal mengajak pengusaha yang ada di daerahnya untuk ikut serta mengembangkan industri cokelat lokal dengan melihat besarnya potensi komoditas kakao Lampung.
"Saya yakin dengan kerja sama dengan semua pihak kita bisa bangun pabrik cokelat di sini. Karena harga cokelat yang sudah diolah per batang cukup mahal dari pada dijual dalam bentuk mentah kakao, dan ini menjadi peluang bagi perkembangan ekonomi daerah," ucap dia.
Ia melanjutkan, di daerahnya saat ini hanya ada industri pengolahan cokelat yang dikelola oleh BUMD Kabupaten Pesawaran yang berskala kecil. Namun masih mengalami kendala salah satunya kesulitan dalam pemasaran produk.
"Alangkah baiknya kalau saat panen kakao langsung bisa di produksi di sini, jadi ada unit untuk memproses di kebun tidak perlu mahal alatnya yang penting bisa dikelola. Dan nanti tinggal dicarikan pasarnya agar mudah mengatur pola distribusi," tambahnya.
Ia mengatakan potensi pengolahan tersebut bisa membantu petani mendapatkan harga jual kakao lebih baik, dari sebelumnya harga kakao mentah hanya Rp20 ribu per kilogram di tingkat petani, bisa mencapai Rp60 ribu per kilogram. Secara tidak langsung, adanya pabrik pengolahan cokelat lokal dapat membuka lapangan pekerjaan.
"Harapannya pengelolaan kakao Lampung ini bisa berjalan dengan baik, hingga menumbuhkan industri cokelat lokal di Lampung yang produknya bisa masuk ke pasar modern dan berbagai daerah," katanya.
Baca juga: Gubernur Lampung: Pasar UMKM harus dievaluasi guna maksimalkan penjualan
Baca juga: Gubernur Lampung apresiasi penurunan angka stunting di Kota Metro
Baca juga: Pemprov tunggu penetapan nama penjabat Gubernur Lampung