Jakarta (ANTARA) - Komunikolog Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo memimpin komunikasi dalam debat ketiga Pilpres 2024.
"Dari aspek komunikasi, Ganjar menjadi pemimpin komunikasi dalam perdebatan ini," kata Emrus saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Minggu malam.
Pasalnya, calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto beberapa kali menyatakan persetujuannya terhadap pernyataan Ganjar. Hal ini berkaitan dengan teknologi baterai, peran institusi pertahanan-keamanan yang tumpang tindih dan utang alat utama sistem senjata (alutsista).
Dia menilai calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan fokus menyerang Prabowo mulai dari kepemilikan tanah hingga alutsista bekas. Prabowo pun terpancing merespons-nya sehingga Prabowo menjadi "ekor" komunikasi.
Kemudian, Prabowo pun menyerang Anies tentang etika. Namun, serangan Probowo ini sangat tidak produktif bagi dirinya sendiri, karena bisa dimaknai publik sebagai merendahkan lawan debat yaitu Anies.
"Serangan Prabowo ini berpotensi justru tidak sejalan dengan etika, sehingga merugikan Prabowo," ucapnya.
Emrus melihat Ganjar dan Anies memberikan kritik yang sangat tajam mulai dari politik luar negeri, hubungan internasional, diplomasi, konflik Laut China Selatan, hingga geopolitik. Hal ini pun tampaknya membuat Prabowo tidak percaya diri merespons kritikan tajam dari Ganjar dan Anies.
"Dengan demikian, perdebatan presiden ketiga ini mutlak dimenangkan oleh Ganjar," pungkas Emrus.
Pada sesi kedua debat capres hari ini, Prabowo Subianto tiga kali mendukung pernyataan Ganjar Pranowo "Saya kok banyak setuju dengan Pak Ganjar," ujar Prabowo.
Dukungan itu muncul lantaran Ganjar berpandangan bahwa Indonesia perlu konsentrasi membangun teknologi baterai.
Lalu, soal konteks kerja sama Selatan-Selatan, Ganjar mengatakan, "Kita konsentrasi satu saja, teknologi baterai. Nikel kita miliki, Bauksit kita bisa berbagi. Belum lagi litium. Kalau kemudian kita konsentrasikan penuh, ekonomi kita akan besar dan akan membuka lapangan kerja untuk rakyat," kata Ganjar.
Argumen kedua Ganjar yang didukung Prabowo adalah soal menata peran institusi pertahanan dan keamanan yang tumpang tindih.
"Membereskan yang tumpang tindih harus dimulai dari pemimpin yang punya komitmen untuk membereskan. Pemimpin tertinggi harus berani mengambil keputusan," tegas Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga berpandangan agar berhati-hati dalam berhutang. "No usang, no utang". Menurut Ganjar, produksi alutsista perlu memaksimalkan industri dalam negeri.
"Saya kok lagi-lagi setuju dengan Pak Ganjar," kata Prabowo. Dukungan Prabowo kepada Ganjar disambut meriah para pendukung yang hadir di Istora Senayan.
Adapun pasangan Ganjar-Mahfud memiliki misi untuk membuka 17 juta lapangan pekerjaan, salah satunya adalah melalui pembangunan industri pertahanan kelas dunia secara selektif di Indonesia.
Misi tersebut diyakini akan mengurangi pengangguran dan mengurangi utang negara dari belanja alutsista yang berlebihan dari luar negeri.