Jakarta (ANTARA) - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan teknologi geofencing dalam pemesanan tiket untuk meminimalkan praktik calo dan mendukung kelancaran lalu lintas menuju pelabuhan di periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
"Yang berbeda dengan Natal tahun kemarin adalah, yang kita sebut dengan geofencing, di mana karena sudah tidak ada penjualan di pelabuhan, maka diharapkan orang bisa memesan jauh dari pelabuhan," kata Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin.
Ira menjelaskan hal itu dilakukan lantaran beberapa waktu lalu ditemukan agen tiket liar di dekat pelabuhan.
"Sekarang kami pagari dengan geofencing di mana dalam radius tertentu dari pelabuhan, tiket tidak bisa diakses, tidak bisa dijual kecuali untuk pejalan kaki," ungkapnya.
Ira menjelaskan pengecualian pembelian tiket untuk pejalan kaki di jarak dekat pelabuhan dilakukan atas pertimbangan bahwa pejalan kaki tidak menimbulkan kekacauan operasional karena tidak mengganggu kelancaran lalu lintas menuju pelabuhan.
Pengembangan fitur geofencing di pemesanan tiket melalui situs maupun aplikasi seluler Ferizy itu nantinya akan mewajibkan seluruh pelanggan untuk mengaktifkan lokasi sebagai syarat reservasi tiket.
"Tujuannya menertibkan dan meminimalkan praktik calo dan meningkatkan kedisiplinan konsumen dalam pembelian tiket, juga mendukung kelancaran lalu lintas karena jika masih bisa reservasi tiket di pelabuhan, maka akan menyebabkan kemacetan," katanya.
Sistem tiket online telah diimplementasikan untuk kemudahan operasional dan kelancaran arus kendaraan dan orang dengan dua sistem berbeda, yaitu e-ticketing online yang tersedia di 20 pelabuhan meliputi Merak, Bakauheni, Ketapang, Gilimanuk, Ajibata, Ambarita, Lembar, Padangbai, Jangkar, Sape, Labuan Bajo, Jepara, Karimunjawa, Ujung, Kamal, Kayangan, Pototano, Tanjung Kelian, Pagimana dan Gorontalo.
Selain itu ada pula sistem go-show namun tetap nontunai di 23 pelabuhan.