Stabilitas harga di Lampung tetap dilakukan hingga akhir tahun

id Stabilisasi harga pangan Lampung, pangan Lampung, jelang akhir tahun

Stabilitas harga di Lampung tetap dilakukan hingga akhir tahun

Ilustrasi- Komoditas cabai milik pedagang yang ada di Pasar Tradisional Natar Lampung Selatan yang mengalami kenaikan harga dalam dua pekan terakhir. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Stabilisasi harga pangan ini bisa dilakukan melalui operasi pasar juga, katanya
Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyatakan akan terus melakukan upaya stabilisasi harga pangan hingga akhir tahun guna menjaga konsumsi masyarakat.

“Upaya stabilisasi harga tetap dilakukan terutama menjelang akhir tahun ada Natal dan Tahun Baru juga. Ini dilakukan melalui kegiatan pengawasan harga komoditas di pasaran secara rutin,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung Kusnardi di Bandarlampung, Senin.

Ia mengatakan pengawasan harga komoditas secara rutin di lapangan dilakukan untuk mencegah adanya kenaikan harga yang berlebihan ke salah satu komoditas yang berdampak kepada peningkatan inflasi bulanan.

“Jadi harga ini menjadi indikator utama untuk menjaga stabilitas ekonomi, sehingga dengan pengawasan secara rutin ini, kalau tren harga komoditas yang terlihat mulai naik kita bisa menganalisis kendalanya dimana. Apakah dari sisi pasokan dalam artian produksi terhambat atau dari distribusi, sehingga bisa cepat dicari solusinya, terlebih lagi di akhir tahun biasanya harga cenderung meningkat pada beberapa komoditas,” ucap dia.

Dia menjelaskan selain melakukan pengawasan harga berbagai komoditas secara rutin di pasaran, sebagai upaya mencegah kenaikan harga sekaligus menjaga stabilitas harga pangan terutama menjelang akhir tahun pihaknya pun segera melaksanakan kegiatan operasi pasar dan pasar murah beras medium yang dilakukan menggunakan alokasi dana belanja tidak terduga (BTT).

“Stabilisasi harga pangan ini bisa dilakukan melalui operasi pasar juga, dan dalam waktu dekat ini untuk komoditas beras medium akan dilakukan pasar murah beras medium menggunakan dana belanja tidak terduga,” kata Kusnardi.

Selanjutnya, bila ada komoditas yang mengalami kenaikan harga akibat kendala produksi di Lampung karena tidak panen atau ada gagal panen, sehingga harus mengambil dari daerah lain pemerintah daerah pun siap memberikan subsidi transportasi.

“Kalau seperti cabai ada beberapa yang diambil dari Jawa karena di sini produksi kurang, dan memang ada kendala di distribusi. Kami bisa bekerjasama dengan swasta untuk melakukan subsidi biaya transportasi agar harga tidak terlalu tinggi di konsumen. Yang pasti sejak sekarang harus diantisipasi kenaikan komoditas pangan, mumpung belum memasuki akhir tahun sehingga konsumsi masyarakat bisa tetap terjaga,” tambahnya.

Diketahui sebelumnya Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga dalam kunjungannya ke Lampung pada Sabtu (11/11) mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya menjaga stabilitas harga pangan bagi masyarakat menjelang akhir tahun dan meminta pemerintah daerah untuk tetap melakukan upaya menjaga stabilitas harga pangan di daerah.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada Senin (13/11) di Lampung ada beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga yakni bawang merah ukuran sedang naik Rp2.000 per kilogram menjadi Rp25.250 per kilogram, bawang putih naik Rp750 per kilogram menjadi Rp33.750 per kilogram, cabai merah besar naik Rp17.000 per kilogram menjadi Rp84.900 per kilogram.

Kemudian cabai merah keriting naik Rp4.750 per kilogram menjadi Rp76.900 per kilogram, cabai rawit hijau naik Rp4.000 per kilogram menjadi Rp69.000 per kilogram. Kemudian gula pasir kualitas premium naik Rp150 per kilogram menjadi Rp15.600 per kilogram, gula pasir lokal naik Rp250 per kilogram menjadi Rp15.900 per kilogram, dan telur ayam ras segar naik Rp750 per kilogram menjadi Rp26.000 per kilogram.