"Sapi krui sebagai salah satu jalur murni yang dimiliki Lampung, dan kini tengah coba dikembangkan utamanya pada tahun ini melalui pengembangan yang dilakukan oleh UPTD Balai Inseminasi Buatan (BIB)," ujar Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Anwar Fuadi, di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan pengembangan sapi krui sebagai salah satu sapi unggul lokal itu, akan dilakukan melalui proses inseminasi buatan.
"Untuk sapi lokal lainnya seperti sapi bali, PO memang sudah biasa dilakukan inseminasi buatan tapi untuk sapi krui baru tahun ini kita lakukan, dengan cara menjaring pejantan unggul sapi krui yang nantinya menghasilkan spermatozoa atau semen," katanya.
Dia menjelaskan melalui inseminasi buatan tersebut nantinya semen dari pejantan unggul sapi krui akan diperbanyak menjadi semen beku sembari menjaring betina unggul.
"Nanti produksi straw atau semen beku akan diperbanyak, sehingga masyarakat terutama di daerah endemis sapi krui seperti Pesisir Barat dan Lampung Barat tidak perlu mencari pejantan lagi tapi tinggal menggunakan inseminasi buatan atau kawin suntik yang dikembangkan saat ini," tambahnya.
Menurut dia dengan adanya inseminasi buatan sapi krui diharapkan populasi sapi lokal Lampung yang lebih kuat dari penyakit, iklim, dan pangan yang relatif mudah dapat bertambah dan menghasilkan sapi lokal yang berkualitas baik.
"Kita berharap dari sini sapi krui terus berkembang, dan tinggal dipetakan lagi sehingga setiap lokasi akan menghasilkan keturunan sapi krui yang berkualitas," ucap dia.
Ia melanjutkan dengan total populasi sapi krui sekitar 8.000 an ekor ditargetkan perkembangan sapi lokal itu bisa meningkat 30 persen dari total populasi sapi di Lampung.
"Populasi sekitar 8.000 an ekor, berfluktuatif karena kemarin ada penyakit. Untuk targetnya melalui inseminasi buatan dari total populasi sapi disini 900 ribu ekor sebanyak 30 persennya adalah sapi lokal," kata dia lagi.
Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung pada 2021 lalu populasi sapi krui sebagai salah satu rumpun baru sapi lokal ada 8.317 ekor.
Dan dari jumlah tersebut terdiri dari 2.709 ekor sapi jantan dan 5.608 ekor sapi betina.
Tercatat sebaran populasi sapi krui di Kabupaten Pesisir Barat sebagai daerah pusat pengembangan sapi krui yakni di Kecamatan Lemong ada 473 ekor, Pesisir Utara ada 331 ekor, Pulau Pisang 159 ekor, Karya Penggawa 574 ekor, Way Krui 314 ekor, Pesisir Tengah 599 ekor.
Selanjutnya di Kecamatan Krui Selatan ada 1.028 ekor, Ngambur 942 ekor, Ngaras 496 ekor, Bangkunat 979 ekor.