Tulang Bawang, Lampung (ANTARA) - Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Lampung dalam program kerjanya memfokuskan mengatasi masalah stunting atau kekerdilan pada anak.
"Kenapa permasalahan stunting menjadi sangat penting, karena penyakit kurang gizi ini akan berakibat pada menurunnya kualitas sumber daya manusia," kata Wakil Ketua III PKK Provinsi Lampung, Erna Suud Hanan, di Tulang Bawang, Lampung, Kamis.
Ia menyebutkan stunting, berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Meskipun berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) capaian Provinsi Lampung dalam penurunan stunting sudah cukup baik, dari 26,26 persen pada tahun 2019 menjadi 18,15 persen di tahun 2021 atau di bawah nasional 24,4 persen.
Namun, lanjutnya, masih dibutuhkan kerja keras semua pihak untuk mewujudkan Provinsi Lampung bebas stunting masih sangat diperlukan.
"Dan kami menjadikan desa atau kelurahan ramah perempuan dan peduli anak, sekaligus konvergensi penanganan dan pencegahan stunting ini sebagai contoh ideal kelembagaan dan kegiatan minimal yang seyogyanya ada dalam suatu kelurahan sebagai unit pemerintahan terkecil," tegasnya
Erna menambahkan pihaknya akan berupaya memberikan pemenuhan gizi keluarga dengan penguatan kelompok wanita tani dan meminta pemanfaatan lahan paket kebun, kandang, dan kolam serta kemampuan ibu-ibunya untuk mengolah makanan bergizi, pola pengasuhan keluarga yang baik dan penguatan
Sekretaris Daerah Tulang Bawang Anthoni mengatakan, pihaknya juga telah memfokuskan masalah stunting ini menjadi prioritas, menjadi agenda utama dengan berbagai program dan langkah-langkah yang sudah dilakukan bersama sehingga angka stunting di daerah ini menjadi yang terendah di Provinsi Lampung.
"Angka kasus stunting di Kabupaten Tulang Bawang sudah menurun dari 32,49 persen pada tahun 2018 dan menjadi 9,5 persen pada tahun 2021. Hal tersebut berjalan lurus dengan instruksi Presiden bahwa pada tahun 2024 angka prevalensi stunting harus menyentuh angka 14 persen. Prestasi tersebut tentunya harus pertahankan dan bahkan kita tingkatkan," tambahnya.