Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah mengharapkan kalangan pelaku wisata membuat paket wisata lokal yang memikat dan terintegrasi antardestinasi guna menambah lama tinggal wisatawan di daerah itu serta meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
"Saya ingin ada paket wisata khusus lokal Kota Magelang, misalnya wisatawan yang berkunjung ke Taman Kyai Langgeng nanti diarahkan untuk juga berkunjung ke OHD Museum dan sebagainya, kemudian menginapnya di hotel sini, jadi mereka tinggal lebih lama di Kota Magelang," kata Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz dalam keterangan tertulis diterima di Magelang, Kamis.
Ia mengemukakan hal itu setelah menjadi narasumber "Pelatihan Tata Kelola, Bisnis, dan Pemasaran Destinasi Pariwisata" diselenggarakan Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Magelang, di Hotel Atria Magelang, Rabu (6/10).
Ia mengemukakan pentingnya pelaku wisata berinovasi mengembangkan produk-produknya maupun pendukungnya, seperti kuliner dan cenderamata guna mendukung kemajuan dan pengembangan kepariwisataan di daerah itu.
"Kalau tidak ada kuliner, tempat-tempat menarik, dan 'gift' (cenderamata, red.) ya selesai. Orang datang itu pasti ingin beli oleh-oleh juga. Kita akan ngobrol bareng untuk menentukan 'gift'-nya yang menarik apa, agar sama semua," kata dia.
Dia juga mengingatkan pelaku wisata untuk mengemas produk, seperti kuliner dan kerajinan tangan, sebaik mungkin agar menjadi daya tarik wisatawan untuk membeli.
"Kita juga perlu membuat sebuah tempat atau toko yang menjual 'gift-gift' itu. Selama ini kan belum ada di Kota Magelang," katanya.
Pada kesempatan itu, Aziz mengapresiasi kegiatan "Pelatihan Tata Kelola, Bisnis, dan Pemasaran Destinasi Pariwisata", bagi puluhan pelaku wisata di Kota Magelang karena bermanfaat menambah wawasan dan meningkatkan motivasi serta keterampilan para peserta.
Ia menyebut pariwisata salah satu mesin penggerak ekonomi masyarakat, apalagi setelah situasi pandemi COVIID-19.
"Saya sungguh optimistis, pariwisata kita dapat bangkit kembali di era 'new normal' (adaptasi kebiasaan baru, red.), juga mengambil bagian dalam era ekonomi informasi, asalkan mau berpikir kreatif dan jeli menangkap peluang," kata dia.