Beijing (ANTARA) - Sina Weibo, platform media sosial populer di China, memblokir 21 akun penggemar band asal Korea Selatan karena dicurigai melakukan penggalangan dana secara ilegal.
Sina memblokir 21 akun tersebut agar mereka tidak mengunggah status apa pun selama 30 hari.
Akun-akun tersebut diblokir karena mencari dukungan untuk idola mereka secara irasional, demikian pengumuman Sina Weibo dikutip media China, Selasa.
Di antara beberapa akun tersebut, ada akun penggemar Lisa dan Rose (anggota Blackpink), Rap Monster, dan BTS, yang memiliki jutaan pengikut di China.
Akun Ohsehunbar, penggemar EXO yang beranggotakan Sehun saja memiliki empat juta pengikut di China.
Beberapa akun itu digunakan untuk mencari dukungan bagi bintang K-Pop yang meluncurkan album baru, mendapatkan tempat utama di panggung hiburan Korsel, dan mencari keuntungan dari penjualan album atau merchandise, demikian penuturan beberapa penggemar K-Pop.
Meskipun para penggemar ini tinggal di negara yang sama sekali berbeda dari sang idola, mereka secara aktif bekerja untuk mempromosikan bintang-bintang asing ini demi menunjukkan kecintaan mereka.
"Segera setelah boy band merilis album, fans club mulai memanggil kami untuk membeli album sebanyak mungkin. Jika Anda pelit dan tidak mendukung idola Anda, bagaimana Anda berani mengatakan bahwa Anda mencintai mereka?," kata salah satu penggemar boy band di bawah naungan JYP Entertainment seperti dikutip Global Times.
Beberapa warganet di China mendesak pemblokiran tersebut.
Pemblokiran dimulai dari klub penggemar Jimin yang menarik banyak perhatian publik di Sina Weibo pada pekan lalu.
Akun Post Bar di platform Baidu mengumumkan bekerja sama dengan maskapai penerbangan Jeju Air untuk idola mereka sehingga berhasil mengumpulkan dana lebih dari 1 juta yuan (sekitar Rp2,2 miliar) dalam tiga menit dan 2,3 juta yuan (Rp5,06 miliar) dalam satu jam.
Otoritas internet di China menerbitkan surat pemberitahuan pada bulan Agustus lalu untuk meminta pemerintah provinsi menertibkan situasi tersebut yang dapat menimbulkan pemujaan terhadap individu secara berlebihan.
Sina Weibo dan Tencent secara aktif merespons imbauan otoritas tersebut.