Harapan pengusaha otobus di tengah pandemi COVID-19

id pengusaha po bus, lampung,Perpalz TV, pandemi covid-19

Harapan pengusaha otobus di tengah pandemi COVID-19

Kurnia Lesani Adnan dan Ir Ketut Pasek -owner PO Puspa Jaya (ANTARA/HO)

Bandarlampung (ANTARA) -


Mengunjungi beberapa perusahaan otobus (PO) yang ada di Sumatera mulai dari Lampung sampai Medan, memang menjadi agenda utama rangkaian #PerpalzTVGoesToSumatera.

Dalam kesempatan ini, Kurnia Lesani Adnan, sebagai host dan founder Perpalz TV yang bertindak sebagai inisiator sengaja memilih wilayah tersebut untuk membangkitkan bisnisnya akibat pandemi dan lebih mengenalkan beberapa PO bus tersebut kepada masyarakat luas.


Kurnia Lesani Adnan (biasa dipanggil Sani) mengatakan saat kondisi pandemi melanda Indonesia, pengusaha bus hanya mengikuti kebijakan pemerintah yakni regulasi terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).


“PerpalZ TV tergerak untuk bersama-sama membangkitkan kembali bisnis PO bus yang tergerus selama pandemi. Untuk itulah kami menyambangi para pengusaha PO bus yang kali ini berada di Sumatera,” kata Sani saat kunjungannya ke PO bus di Lampung, Rabu.


Adapun PO bus yang disambangi di Palembang, Sumatera Selatan, adalah PO EPA Star, sedangkan di Lampung, ada beberapa PO bus yang disambangi, antara lain adalah PO Gumarang Jaya, PO Puspa Jaya, PO Tampia Star Group, PO PHB dan PO Armada Penantian.


Bicara mengenai keberadaan masing-masing PO ini, menarik untuk disimak lebih dalam. Cerita menyedihkan datang dari PO T-Star yang berada di bawah naungan PT Tampia Star Group, asal Lampung.

Di mana perusahaan otobus ini hanya melayani perjalanan tour and travel. Pada masa pandemi, perusahaan otobus yang dimiliki oleh seorang pengusaha muda bernama Arif Priyono bisa dikatakan mati suri.


Sejak pandemi, tak satupun armadanya yang keluar untuk membawa konsumen setianya. Tak ada perjalanan wisata selama pandemi. Seluruh instansi baik negeri atau swasta baik sekolah ataupun universitas tidak ada yang menggunakan jasa angkutan busnya selama pandemi.


Pada awal tahun ini ada secercah harapan dimana Menteri Pariwisata Republik Indonesia telah membuka kembali tempat-tempat wisata.
Hanya saja belum banyak instansi atau grup yang melakukan perjalanan wisata.


"Saya sangat berharap sekali adanya solusi yang tepat guna dari pemerintah terhadap usaha kami. Terus terang kami tidak butuh bantuan berupa dana atau sesuatu yang berupa nominal, yang kami butuhkan adalah solusi atau jalan keluar untuk bisa kembali berjalan seperti sedia kala. Mohon dipercepat untuk program vaksinasi, mungkin itu harapan kami kepada pemerintah,” ujar Arif Priyono.


Beranjak ke Palembang, sebagai jasa transportasi andalan warga Palembang yang hendak ke Pulau Jawa, PO EPA Star memang menjadi satu-satunya armada yang bisa dimanfaatkan bagi warga setempat.

Untuk wilayah Sumatera, PO bus yang dipimpin oleh Haji Afriandy ini juga melayani rute dari Palembang ke berbagai kota di Sumatera Barat.


"Pandemi ini sangat parah, hanya saja kita mesti tetap semangat untuk terus berusaha mencapai apa yang kita harapkan selama ini. Kami sendiri tidak bisa terlalu banyak berharap pada pemerintah karena ini memang sebuah cobaan yang mesti kita lalui,” ujar Haji Afriandy.


Terkait regulasi PSBB yang sempat diberlakukan, operasional bus pun terhenti dan lebih banyak terparkir di garasi pool. Padahal, bus ini tidak hanya untuk mengangkut penumpang dalam artian transportasi, tetapi juga sudah dimanfaatkan untuk pariwisata.


Setelah mengenal PO EPA Star ini, tim Perpalz TV juga bersilaturahmi dengan PO Gumarang Jaya dan PO Puspa Jaya di Palembang. Untuk PO pertama yang disambangi adalah perusahaan milik Haji Alizar Datuk Bagindo yang kini dikelola oleh Yulianto.

Sebagai informasi, untuk PO Gumarang Jaya ini juga tercatat sebagai PO yang paling lama berdiri di Kota Bandar Lampung karena sudah beroperasi sejak 1973. Dalam operasionalnya, PO bus ini memiliki beberapa trayek pasti seperti dari Padang – Jakarta, Lampung – Bogor, Lampung – Jakarta serta beberapa trayek lainnya.

Penumpang menghilang, sebagai orang yang kini bertanggung jawab menjalankan bisnis tersebut, Yulianto, juga menyatakan hal yang sama. Mereka tersandera dengan situasi yang sulit akibat pandemi.


"Tidak bisa berkata banyak, pandemi ini berdampak sekali pada perusahaan otobus kami. Kami melakukan perubahan jadwal perjalanan sebagai siasat dalam efisiensi budget operasional kami. Tak cuma itu, bus yang melayani perjalanan wisata bahkan sudah sejak tahun lalu hanya parkir di garasi pool kami,” jelas Yulianto.


Selanjutnya adalah PO Puspa Jaya yang begitu eksis di Bandar Lampung. PO ini melayani rute perjalanan dari Lampung menuju Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Bali. Tak hanya melayani perjalanan regular, PO ini pun membuka diri dengan melayani perjalanan wisata.


Salah satu prestasi yang sempat diraih dari PO ini adalah, menyabet penghargaan Wahana Adhigana 2020 sebagai jura ke-3 Kategori. Meski demikian, kondisi paceklik akibat pandemi membuat perusahaan ini tak beroperasi untuk sementara waktu.


“Jelas biar bagaimanapun dampak pandemi sangat kami rasakan, penumpang sempat menghilang. Kami bersyukur pada saat ini penumpang sudah mulai datang kembali meski belum sesuai dengan apa yang kami harapkan," ungkap Ir. Ketut Pasek selaku pemilik PO Puspa Jaya ini.