Wisata susur Sungai Mentaya di Sampit, Kalteng jadi favorit warga saat pandemi COVID-19

id wisata susur sungai mentaya,kalteng

Wisata susur Sungai Mentaya di Sampit, Kalteng jadi favorit warga saat pandemi COVID-19

Dua wisatawan lokal menikmati wisata Susur Sungai Mentaya Sampit yang kini semakin diminati masyarakat, Sabtu (27/6/2020). ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Selama pandemi COVID-19, wisata susur Sungai Mentaya di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, semakin diminati masyarakat sehingga berdampak positif terhadap pendapatan warga khususnya pengemudi dan pemilik kelotok.

"Selama pandemi COVID-19 masyarakat yang berwisata menggunakan kelotok meningkat, terlebih setelah Lebaran Idul Fitri. Alhamdulillah ini cukup membantu bagi kami," kata Muhammad Agus Syahbani, pengemudi kelotok di Sampit, Sabtu.

Kelotok adalah sebutan bagi perahu bermotor yang terdapat di sungai-sungai Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan dengan mesin berbahan bakar diesel.

Rute wisata susur sungai dimulai dari Dermaga Habaring Hurung, biasanya menyusuri bantaran sungai sampai ke ujung landasan Bandara Haji Asan Sampit di Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang, kemudian berbalik menyeberang menyusuri bantaran Kecamatan Seranau menuju pabrik karet PT Sampit di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, kemudian kembali ke Dermaga Habaring Hurung.

Perjalanan wisata susur sungai memakan waktu antara 30 hingga 60 menit, tergantung rute yang dilalui. Untuk menikmati wisata yang lagi tren ini, wisatawan harus membayar Rp150.000 untuk carter kelotok.

Wisatawan umumnya datang berkelompok atau rombongan keluarga. Setiap kelotok bisa dinaiki sekitar sepuluh orang penumpang, tergantung besar-kecilnya kelotok.

"Biasanya pada Sabtu dan Minggu ramai, bisa mendapat dua kali trayek wisata susur sungai tersebut. Mudah-mudahan  pengunjungnya  semakin ramai, harap Huriansyah, motoris lainnya.

Untuk menarik minat wisatawan, pemilik kelotok mempercantik kelotok mereka dengan mengecat dan membuat lukisan warna-warni di atap perahu motor tersebut.

Mereka juga memasang kursi di bagian atap agar wisatawan bisa duduk dengan nyaman menikmati pemandangan aktivitas masyarakat dan sejumlah objek di sepanjang sungai yang dilewati.
 
Wisatawan mengaku tertarik menikmati wisata susur sungai karena bisa mengusir kebosanan di masa pandemi COVID-19. Selain itu, wisata ini dinilai lebih aman dibanding ke tempat-tempat keramaian yang sangat berisiko penularan COVID-19.

"Selain kita bisa bersantai, dengan cara ini kita juga telah membantu masyarakat, khususnya para motoris kelotok untuk mendapatkan penghasilan. Di masa pandemi COVID-19 ini semua sedang kesusahan, makanya kita harus saling bantu," kata Niah, salah seorang wisatawan lokal.

Sementara itu Hamdanah, wisatawan lainnya berharap pemerintah daerah mendukung agar wisata susur sungai tersebut terus dikembangkan. Dampaknya sangat positif terhadap ekonomi masyarakat.

"Pemerintah daerah diharapkan membantu agar wisata susur sungai ini semakin berkembang, aman dan nyaman, seperti memberikan bantuan jaket atau pelampung supaya aman. Selain itu diperlukan bantuan pengecatan baru agar kelotok-kelotok tersebut menjadi indah dan menarik," demikian Hamdanah.