Kairo (ANTARA) - Arab Saudi mulai melakukan penyaringan terhadap penumpang dari China dan mengambil sejumlah langkah pencegahan lainnya menyusul wabah virus korona baru di China, menurut Kementerian Kesehatan Kerajaan, Rabu.
Jumlah korban meninggal akibat virus baru yang mirip dengan flu China bertambah menjadi 17 hingga Rabu dengan lebih dari 540 kasus terkonfirmasi. Hal itu meningkatkan kekhawatiran soal penyebaran infeksi yang diduga berasal dari satwa liar yang diperjualbelikan secara ilegal.
Virus, yang pertama kali muncul di pusat kota Wuhan, China dan dapat ditularkan ke sesama manusia, juga dilaporkan di berbagai negara seperti, Thailand, Jepang dan Korea Selatan, menambah kekhawatiran tentang penyebaran virus melalui perjalanan udara internasional.
Baca juga: Taiwan minta warganya tidak bepergian ke Wuhan China
Amerika Serikat melaporkan kasus pertamanya pada Selasa dari seorang warga AS yang usai berkunjung ke Wuhan.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi sedang berkoordinasi dengan regulator penerbangan sipil negara tersebut guna mengevaluasi penumpang yang tiba dengan penerbangan langsung dan tidak langsung dari China, katanya di Twitter.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat yang bepergian ke kota-kota yang terdampak virus agar menjauhi pasar dan satwa mati maupun yang masih hidup.
Kementerian Kesehatan Bahrain juga sedang berkoordinasi dengan bandara utama negara tersebut untuk memulai langkah pencegahan, menurut laporan media pemerintah, Rabu.
Baca juga: Korea Utara sementara larang turis asing masuk karena khawatirkan virus corona
Laporan Kantor Berita Bahrain tidak mengungkapkan tindakan apa yang bakal diambil namun menyebutkan pihaknya telah meningkatkan langkah pencegahan untuk mewaspadai wabah tersebut.
Tidak ada dugaan kasus virus korona di Bahrain, katanya.
Sumber: Reuters