Manggarai Barat (ANTARA) - Bank Indonesia memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada akhir tahun ini akan berbalik menjadi surplus 1,5 miliar dolar AS dibanding kondisi defisit pada 2018 yang sebesar 7,1 miliar dolar AS.
"Secara keseluruhan tahun ini Neraca Transaksi Berjalan akan lebih baik di bawah tiga persen Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar 2,7 persen dengan secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia surplus sebesar 1,5 miliar dolar AS," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Endy Dwi Tjahjono di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin.
Perbaikan ditopang perkembangan NPI hingga kuartal III 2019, yang menurut Endy, semakin membaik. Neraca transaksi berjalan yang kerap defisit mempu dikompensasi dengan surplusnya neraca finansial dan modal.
Di kuartal III 2019, defisit transaksi berjalan sebesar 7,7 miliar dolar AS atau sebesar 2,7 persen PDB. Sementara neraca transaksi modal dan finansial mencapai surplus dengan besaran 7,6 miliar dolar AS ditopang derasnya aliran modal asing yang masuk.
Jadi, meski NPI masih mencatatkan defisit 46 juta dolar AS di paruh ketiga tahun ini, namun jumlahnya menurun signifikan dibandingkan kuartal II 2019 yang sebesar 2 miliar dolar AS.
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi 2019 melambat dibandingkan 2018
Pada kuartal IV 2019, BI melihat arus modal asing yang masuk kian deras. Parameternya, di Oktober dan November 2019, cadangan devisa bergerak relatif stabil dengan total nilai di bulan kesebelas menjadi 126,6 miliar dolar AS.
Endy mengharapkan semakin derasnya aliran modal asing di paruh terakhir tahun ini serta perbaikan defisit transaksi berjalan akan mendorong kondisi NPI mejadi surplus.
Defisit transaksi berjalan 2019 ini diperkirakan BI akan menurun menjadi 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dibanding pada 2018 yang sebesar 2,93 persen PDB.
Penurunan defisit transaksi berjalan ini tidak lepas dari catatan surplus Neraca Perdagangan di bulan pertama pada kuartal IV 2019 atau Oktober 2019 yang sebesar 161,3 juta dolar AS.
Adapun NPI merupakan parameter ketahanan ekonomi ekternal Indonesia. NPI mencerminkan aliran keluar dan masuk valuta asing ke Indonesia. Jika NPI surplus, maka ketahanan ekonomi Indonesia terhadap tekanan ekonomi eksternal akan semakin kuat. Hal sebaliknya terjadi jika NPI defisit. Selama ini yang paling membebani NPI adalah neraca transaksi berjalan yang terdiri dari transaksi barang dan jasa.
Baca juga: Luhut tawarkan produsen fiberglass China berinvestasi di Indonesia