Dispar Kota Palembang tambah fasilitas objek wisata di Bumi Sriwijaya

id Pariwisata, fasilitas pariwisata, objek wisata, wisatawan, tourism, wisata palembang

Dispar Kota Palembang tambah fasilitas objek wisata di Bumi Sriwijaya

Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Isnaini Madani (dua dari kanan) dalam suatu acara. (ANTARA/Yudi Abdullah/19)

Bumi Sriwijaya ini memiliki banyak objek wisata baik wisata budaya, sejarah, maupun wisata alam yang tidak kalah menarik dengan yang dimiliki daerah atau negara lain.
Palembang (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Palembang, Sumatera Selatan, berupaya menambah dan meningkatkan fasilitas pendukung di objek wisata andalan agar semakin nyaman dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.

Fasilitas pendukung seperti toilet, tempat parkir, istirahat, serta tempat makan akan ditambah dan ditingkatkan kualitasnya, kata Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Isnaini Madani di Palembang, Rabu.

Bumi Sriwijaya ini memiliki banyak objek wisata baik wisata budaya, sejarah, maupun wisata alam yang tidak kalah menarik dengan yang dimiliki daerah atau negara lain.
Baca juga: Pengelola Jakabaring Sports City Palembang Sumsel padukan olahraga dengan pariwisata

Beberapa objek wisata andalan atau yang cukup dikenal wisatawan seperti Sungai Musi dan Benteng Kuto Besak serta beberapa tempat lainnya perlu didukung fasilitas parkir yang luas dan aman, toilet yang bersih dan nyaman, serta tempat istirahat dan makan yang memadai.

Untuk menambah dan meningkatkan fasilitas pendukung di objek wisata yang ada di kota ini, pihaknya berupaya melakukannya secara bertahap sesuai dengan skala prioritas katanya.

Menurut dia, pihaknya terus berupaya melakukan kegiatan yang dapat menambah daya tarik suatu objek wisata untuk dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Baca juga: Palembang secara bertahap kembangkan wisata air Sungai Musi

Melalui upaya tersebut diharapkan bisa mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan ke Ibu kota Provinsi Sumsel ini dan memajukan industri pariwisata yang memberikan sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) cukup besar sekitar Rp200 miliar per tahun, ujarnya.*