Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kota Palembang membuka Lawang Borotan yang berusia 200 tahun lebih sebagai objek wisata sejarah.
Wali Kota Palembang Harnojoyo di Palembang, Jumat mengatakan bahwa Lawang Borotan yang dibangun di Benteng Kuto Besak pada 1870 memiliki sejarah panjang yang harus dikenalkan kepada kaum milenial lewat konsep wisata.
"Lawang Borotan menjadi saksi bisu saat Sultan Mahmud Badaruddin II keluar dari Keraton Kuto Besak untuk terakhir kalinya lalu diasingkan Kolonial Belanda ke Ternate," kata Harnojoyo saat peluncuran Lawang Borotan.
Lawang Borotan atau yang berarti 'pintu belakang', kata dia, selama puluhan tahun keberadaanya tak terawat sampai ditumbuhi pohon liar dan nyaris merusak bentuk aslinya.
Sehingga Pemkot Palembang berinisiatif mengembalikan eksistensinya, meski hanya berbentuk gerbang benteng, namun Lawang Borotan cukup Instagramable bagi kaum milenial yang haus berwisata.
"Keberadaan Lawang Borotan ini patut dibanggakan, maka kami bersihkan bangunan sekitar halamanya agar masyarakat merasa nyaman datang ke sini," tambah Harno.
Dibukanya Lawang Borotan menambah objek wisata di Kota Palembang yang saat ini berjumlah 73 lokasi, sebagian besar destinasi identik dengan sejarah Palembang yang usianya memang tertua di Indonesia, yakni 1336 tahun.
Sementara sejarawan Palembang, Raden Muhammad Ihsan, mengatakan Lawang Borotan merupakan satu dari tiga gerbang Keraton Kuto Besak atau saat ini di sebut Benteng Kuto Besak, bentuknya tidak mengalami perubahan sejak awal dibangun, berbeda dengan dua gerbang lainnya yang diubah Belanda.
"Selain untuk akses keluar masuk sultan, Lawang Borotan ini juga berfungsi sebagai pertahanan, dapat di lihat pada bagian atasnya terdapat lubang-lubang kecil agar pasukan keraton bisa menyerang musuh tanpa mudah diserang balik," ujar Ihsan.
Lawang Borotan memiliki tinggi sekitar 7 meter dengan lebar enam meter, konstruksinya dibangun dengan batu bata dan kapur tanpa menggunakan rangka besi, Pemkot Palembang mewarnai Lawang Borotan dengan warna putih seperti aslinya.
Peluncuran Lawang Borotan juga dibarengi dengan upaya mengakomodasi kolektor barang kuno di Kota Palembang dalam menunjukan berbagai koleksi sejarah yang berusia ratusan tahun, yakni dengan menyediakan ruang bagi para kolektor.
Sehingga pengunjung tidak hanya sebatas berfoto di depan Lawang Borotan, melainkan juga dapat melihat berbagai benda peninggalan kuno dari masa Kerajaan Sriwijaya hingga kolonial.
Lokasi Lawang Borotan berada di sisi kanan Benteng Kuto Besak, posisinya bersebarangan dengan kantor Wali Kota Palembang, amat mudah dijangkau karena berada di pusat kota.