Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam RSUD dr Iskak, dr Hengki Wijaya mengimbau warga/masyarakat untuk membiasakan pola hidup bersih demi mencegah penularan penyakit hepatitis A yang sempat mewabah di Kabupaten Pacitan dan Trenggalek, terutama selama periode kemarau.
"Kebiasaan hidup sehat, lingkungan yang bersih menjadi kunci untuk mencegah penularan virus hepatitis A ini," kata dr Hengki saat berbincang dengan awak media di Tulungagung, Selasa (20/8).
Ia tak mengatakan penyakit menular yang menyerang sel-sel hati itu sedang mewabah di Tulungagung ataupun daerah di sekitarnya.
Namun disebutkan virus tersebut bisa muncul kapan saja dan dimana saja. Penyebabnya tidak lain karena faktor lingkungan yang tidak higienis.
Dr Hengki mencontohkan mulai dari pola makan masing-masing individu warga. Makan dengan tangan yang tidak bersih (kebiasaan tidak mencuci tangan terlebih dahulu), makanan yang tidak dimasak dengan benar atau tidak matang, makan makanan mentah atau cara mencuci masakan yang tidak bersih, semuanya bisa menjadi penyebab muncul dan menularnya virus hepatitis dalam tubuh.
"Apalagi jenis virus ini menularnya melalui mulut dan kotoran BAB (buang air besar). Kontaminasi air liur dan semacamnya," kata dia.
Di RSUD dr Iskak sendiri, lanjut dr Hengki, sampai saat ini pasien kasus hepatitis A masih acapkali ditemukan dan keluar masuk ruang perawatan.
Kendati tidak lagi sebanyak bulan lalu (Juli) yang sempat "membludak" akibat kunjungan pasien rawat inap dari Trenggalek dan Pacitan, Hengki mengimbau agar warga tetap waspada dan membiasakan pola hidup bersih dalam soal konsumsi makanan.
Kendati jenis hepatitis A tergolong jinak dibanding jenis hepatitis B, C dan D, penderita diimbau untuk segera melakukan pengobatan secara cepat dan tepat agar virus yang menyerang sel-sel hati ini tidak semakin parah dan berkembang menjadi hepatitis kronis atau hepatitis "fulminant".
Menurut penjelasan dr Hengki, hepatitis fulminant adalah kondisi dimana organ hati mendadak gagal fungsi akibat terlalu banyak sel hati yang mati atau rusak sehingga memicu keluarnya enzim-enzim yang bersifat toksit.
"Tidak semua hepatitis A bisa berkembang menjadi fulminant. Prosentase kasusnya kecil dibanding hepatitis B atau C. Namun ini tetap harus diwaspadai karena jika berkembang menjadi kronis, hepatitis A juga bisa menyebabkan kematian pada penderitanya," kata dr Hengki.
Waspadai risiko penularan Hepatitis A selama kemarau
Kebiasaan hidup sehat, lingkungan yang bersih menjadi kunci untuk mencegah penularan virus hepatitis A ini